BAGIAN KESATU
MEMAHAMI WAKTU
Waktu sebagai kesempatan
Dalam sebuah kuliah seorang dosen keterampilan hidup menjelaskan bahwa dalam kosakata bahasa Inggris,hari kemarin disebut dengan "yesterday", hari besok disebut dengan "tomorrow", dan hari sekarang disebut dengan "today". Jika kita mau memperhatikan kosa kata tersebut, maka kita bisa menemukan satu huruf "o" dari kata "today" (hari ini), tiga huruf "o" dari kata "tomorrow" (besok), dan tidak menemukan huruf "o" dari kata "yesterday" (kemarin). Huruf "o" tersebut menunjukan makna"opportunity" (kesempatan).
Beliau menjelaskan bahwa ketika kita masih diberi waktu pada hari ini, maka kita masih bisa mengambil kesempatan untuk memperbaiki diri dan meraih kesuksesan pada hari tersebut, sebagaimana adanya huruf "o" yang menunjukan makna"opportunity" (kesempatan) pada kata "today" (hari ini). Kemudian apabila kita diberi waktu sampai hari besok maka kita bisa mengambil lebih banyak kesempatan untuk lebih mempebaiki diri dan meraih kesuksesan di hari yang akan datang, sebagaimana ada banyaknya huruf "o" yang menunjukan makna"opportunity" (kesempatan) pada kata "tomorrow" (besok). Namun apabila kita ingin mengambil kesempatan dari hari kemarin, maka itu adalah hal yang tidak mungkin, sebagaimana tidak adanya huruf "o" yang menunjukan makna "opportunity" (kesempatan) pada kata "Yesterday" (kemarin).
Untuk itu apabila kita mengitung banyaknya hari yang sudah terlewat dengan tidak adanya kebaikan, maka sebanyak itu pula kita telah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Allah SWT untuk memperbaiki diri dan meraih kesuksesan.
Dalam sebuah puisi yang berjudul terlena. Buya Hamka berkata:
Waktu berlalu begitu pantas, menipu kita yang terlena
Belum sempat berdzikir diwaktu pagi, hari sudah menjelang siang,
Belum sempat bersedekah pagi, matahari sudah meninggi. ……
Belum cukupkah kita menyia-nyiakan waktu selama 30,40,50 atau 60 tahun?
Perlu berapa tahun lagikah, untuk mengulang siang, mengulang pagi, mengulang petang dan malam
Perlu berapa minggu, berapa bulan, dan berapa tahun lagi, agar kita benar-benar bersedia untuk mati?
Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan
Untuk menghasilkan pahala
Maka 1000 tahun pun tidak akan prnah cukup bagi orang-orang yang terlena
Meskipun kita telah banyak menyia-nyiakan waktu, akan tetapi Allah SWT adalah Dzat yang maha baik. Sehingga Allah SWT masih memberikan kepada kita kesempatan waktu untuk menjadi lebih baik.
Imam Al-Ghazali pernah ditanya "Kenapa Allah SWT masih menghidupkan kita hari ini?”
Beliau menjawab “Karena dosa kita terlalu banyak dan Allah SWT masih mengizinkan kita untuk bertaubat”.
Karena hari yang lalu sudah berlalu dan hari yang akan datang kita tidak tahu apakah masih diberi kesempatan hidup atau tidak, maka mari kita gunakan kesempatan hari ini sebaik mungkin.
Nabi Isa AS berkata:
“Di dunia ini hanya ada tiga hari. Pertama yaitu hari kemarin, yang mana hari tersebut telah lewat dan kita tidak bisa lagi untuk menggunakannya. Kedua yaitu hari besok, yang mana kita tidak tahu apakah kita akan sampai untuk bisa menggunakannya atau tidak akan sampai bisa untuk menggunakannya. Ketiga yaitu hari sekarang, yang kita harus bisa untuk menggunakannya”.
Selain itu Abu Dzar Al-Ghifari juga berkata:
“Dunia ini hanya tiga saat, satu saat telah lewat, satu saat sedang kamu jalani, dan satu saat kamu tidak tahu sampai atau tidak. Sebenarnya yang kamu miliki hanya satu saat, karena maut datang dari saat ke saat”.
۞۞۞
Waktu sebagai modal yang berharga
Waktu adalah hal yang berharga melebihi harta. Karena waktu tidak akan bisa di beli, di simpan, di pinjam dan dikembalikan walapun itu hanya sedetik saja.
Buya Hamkaberkata:
“Tidak ada harga atas waktu. Tapi waktu sangatlah berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya. Tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber kekayaan”.
Setiap orang yang masih hidup diberi modal waktu yang sama dalam setiap harinya, yaitu 24 jam untuk siang dan malam. Namun setiap orang berbeda-beda dalam menggunakannya. Ada yang beruntung ada juga yang tidak beruntung.
Orang yang beruntung seperti para pecinta ilmu berkata "Waktu adalah ilmu" maka dia mampu mendapatkanbanyak ilmu dalam setiap harinya, orang-orang matrealistik berkata "Waktu adalah uang" maka dia mampu mendapatkan banyak uang dalam setiap harinya. Akan tetapi ada juga orang yang tidak beruntung. Seperti seorang atlit balapan yang tertinggal oleh lawanya, maka dia tidak bisa menjadi juara meskipun hanya tertinggal sedetik saja. Selanjutnya seperti orang yang akan melaksanakan perjalanan yang sangat berharga, namun jika dia terlambat beberapa detik saja, maka dia bisa menjadi gagal karena tertinggal kendaraannya.
Begitulah salah satu contoh untung dan ruginya orang yang bermain dengan waktu di dunia yang sementara ini. Adapun untung dan ruginya di akhirat, maka akan kita rasakan ketika kita sudah mati.
Supaya kita bisa beruntung di dunia dan akhirat, maka salah satu caranya yaitu dengan mengamalkan Q.S Al-Ashr: 1-3 yang berbunyi:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Dengan memiliki keimanan yang kuat, maka kita akan mendapatkan keuntungan bisa merasakan kelezatan dalam mengerjakan ibadah dan beramal saleh.
Kemudian dengan mengerjakan amal saleh, maka kita bisa mendapat keuntungan ganjarandari amal sendiri dan bisa juga dari amal orang lain. Karena, dengan kita mengerjakan amal saleh, maka bisa saja orang lain menjadi tertarik dan terinspirasi untuk mengikuti kita. Sehingga ketika kita memberikan nasehat kepada orang lain, maka In Sya Allah orang lainakan mau untuk menerimanya. Sesuai dengan salah satu metode dakwah Rasulallah SAW yaitu “Uswah qobla da’wah”(memberikan teladan terlebih dahulu sebelum mengajak). Lalu ketika kita bisa menjadi sebab bagi orang lain untuk beramal saleh maka kita akan beruntung karena bisa mendapatkan pahala yang sama dengan mereka.
Rasulallah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya”(HR.Muslim).
۞۞۞
Waktu didunia hanya sementara
Badai pasti berlalu, gelapnya malam pasti berakhir dan kesulitan pasti berhenti. Itulah beberapa ungkapan yang perlu kita ingat ketika kita menghadapi waktu yang tidak kita sukai. Karena waktu didunia ini hanya sementara dan pasti akan ada akhirnya, maka mengingat mati dan mengingat kabar gembira tentang kehidupan akhirat adalah salah satu cara yang baik supaya kita bisa melupakan kesengsaraan dunia sehingga kita bisa bersabar untuk mengahadapinya.
Dikisahkan dari Abuya Uci Turtusi bahwa sepasang suami istri ditakdirkan menjadi orang yang sengsara selama beberapa tahun. Pada suatu hari, sang suami berdo'a kepada Allah SWT untuk diberikan harta. Maka Allah SWT pun mengabulkannya dengan memberikan sebongkah berlian. Lalu mereka pun bermaksud untuk menjualnya. Namun karena saking mahal dan bagusnya berlian tersebut, maka tidak ada yang mampu untuk membelinya. Sampai dia bertemu dengan seseorang tukang perhiasan yang menawar untuk membeli sedikit bagiannya saja supaya tidak terlalu mahal. Maka merekapun bermaksud untuk menjualnya pada keesokan harinya. Kemudian pada saat malam harinya sang suami bermimpi diberikan sebuah bangunan yang indah dan megah didalam surga. Namun atap bangunan tersebut terdapat sebuah lubang. Lalu dia bertanya kepada malaikat "Wahai malaikat untuk siapakan bangunan ini?"
Malaikat menjawab "ini untukmu dan keluargamu"
Dengan heran dia berkata lagi "Lalu kenapa pada atapnya terdapat lubang?"
Malaikat menjawab "karena kamu meminta harta didunia, maka Allah SWT mengambil bagian atap tersebut dan menjadikannya berlian yang telah kamu terima"
Ketika dia bangun, dia pun menceritakan mimpi tersebut kepada istrinya. Karena istrinya adalah orang yang baik, maka dia berkata "kita hidup didunia hanya sementara, mungkin saja sebentar lagi kita akan mati. Dengan demikian aku lebih memilih sengsara didunia daripada sebagian atap bangunan disurga tersebut terdapat lubang"
Lalu mereka pun tidak jadi menjual berlian tersebut dan bedo'a kepada Allah SWT agar mereka bisa mendapat bangunan yang sempurna ketika disurga.
Kisah tersebut mengajarkan bahwa ketika kita merasa lelah dengan kehidupan dunia yang sementara, maka ingatlah mati dan kehidupan akhirat yang lebih luar biasa dari pada kehidupan dunia. Baik dalam segi kenikmatannya maupun dalam segi kesengsaraannya.
۞۞۞
Menunggu
Rasulallah bersabda:
“Sifat tenang (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat tergesa-gesa itu berasal dari setan”.
Disebutkan ketika nabi Musa AS dan nabi Harun AS berdo'a kepada Allah SWT untuk kebinasaan Fir'aun dan tentaranya, mereka berdua harus menunggu 40 tahun untuk terlaksananya do'a tersebut.
Kemudian ketika seorang anak kecil merengek-rengek kepada orang tuanya agar dibelikan sebuah motor, anak tersebut harus menunggu menjadi besar dulu walaupun orang tuanya mampu untuk membelikannya. Dengan alasan karena masih kecil dan karena itu untuk kebaikan anak tersebut.
Ibnu Athaillah berkata:
"Janganlah kelambatan masa pemberian Tuhan kepadamu, padahal kamu bersungguh-sungguh dalam berdo'a menyebabkan patah harapan. Sebab Allah telah menjamin menerima semua do'a dalam apa yang Dia kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu dan pada waktu yang ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang kamu tentukan".
Untuk itu apabila kita sedang menunggu apa yang kita mau, maka penting bagi kita untuk selalu berpikir positif agar kita bisa bersabar dan tidak lelah dengan apa yang kita tunggu.
۞۞۞
Bersegera
Sebagaimana kita tidak suka untuk menunggu, maka usahakanlah agar kita tidak membuat orang lain untuk menunggu. Sebagaimana kita ingin segera untuk diampuni dosa, dikabulkan do’a, diselsaikan masalah dan disegerakan tercapainya harapan maka usahakanlah agar kita bersegera untuk bertaubat, berdo’a, berikhtiar dan beramal baik atau beribadah kepada Allah SWT.
QS Ali 'Imran: 133 berbunyi:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”.
Kata mutiara bahasa Arab berbunyi:
“Apa yang bisa kamu lakukan hari ini, maka jangan kamu akhirkan hingga esok hari”.
Ibnu Umar berkata:
"Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu”.
Begitupun dalam memberikan sedekah atau berkarya K.H. Muhammad Ilyas Ruhiat berkata:
“berikanlah apa yang kalian mampu jangan menunggu apa yang kalian mau”
Untuk itu, agar kita tidak menyesal dan tidak tertinggal dalam hal-hal yang baik, maka mari bersegera untuk melakukan hal-hal yang baik mumpung kita mampu.
۞۞۞
Waktu terus berjalan
Tidak peduli dalam keadaan baik atau tidak, sedang malas atau sedang semangat, sedang sedih atau bahagia, waktu kita terus berkurang dan mendekati ajal tanpa memperdulikan keadaan kita.
Habib Rizieq Shihab berkata:
"Yang berjuang akan mati dan yang tidak berjuangpun akan mati, untuk itu lebih baik mati berjuang daripada mati tidak berjuang"
Selain itu Ali Bin Abi Thalib berkata:
“Jika engkau bersabar, takdir akan tetap berlaku bagimu dan engkau akan mendapatkan pahala. Jika engkau berkeluh kesah, takdir juga akan berlaku bagimu dan engkau akan mendapatkan dosa”.
Disebutkan bahwa ulama terdahulu ada yang harus dipenjara karena kebijakan pemerintahnya. Namun meskipun mereka dipenjara, akan tetapi mereka mampu bersabar dan bisa memanfaatkan waktu bahkan mampumenulis banyak karya selama dipenjaranya. Diantara yaitu buya Hamka yang mampu menyelsaikan Tafsir Al-Azhar ketika dia dipenjara. Hal ini menunjukan bahwa kita juga perlu menteladani mereka untuk bisa berjuang memanfaatkan waktu dalam keadaan yang bagaimanapun.
Untuk itu, meskipun kita sering merasa berat untuk berjuang dalam memanfaatkan waktu, akan tetapi besabar memaksakan diri untuk memanfaatkan waktu semampu mungkin adalah pilihan yang baik daripada kita melewatkannya dengan hal yang tidak manfaat.Setidaknya jika kita tidak bisa menggerakkan tubuh untuk kebaikan, maka kita bisa menggerakkan mulut untuk berdzikir kepada Allah SWT. Jika kita tidak bisa menggerakkan mulutuntuk berdzikir kepada Allah SWT, maka kita bisaberdiam diri dengan niat menghindari maksiat kepada Allah SWT.
Dalam suatu hadis Rasulallah SAW bersabda:
“Sabar itu ada 3 macam. Yaitu sabar dalam menghadapi musibah, sabar melakukan taat, dan sabar mengekang diri dari perbuatan maksiat. Barang siapa yang sabar dalam menghadapi musibah, maka ditulis baginya 300 derajat, jarak antara derajat satu dengan yang lainnya sejauh langit dan bumi. Barang siapa yang sabar dalam menjalankan ketaatan, maka ditulis baginya 600 derajat, jarak antara derajat satu dengan lainnya sejauh permukaan bumi teratas dengan dasar bumi ketujuh. Barang siapa yang sabar mengekang diri dari laku maksiat, maka dituliskan baginya 900 derajat, jarak antara derajat satu dengan lainnya sejauh arasy dengan bumi”.
۞۞۞
BAGIANKEDUA
MENIKMATI WAKTU
Menikmati waktu pada saat ini juga
Dikisahkan dari Sabrang Mowo Damar Panuluh bahwa pada suatu hari dikampung nelayan ada seorang nelayan tengah duduk santai sambil menikmati kopi dan rokok. Kemudian datanglah seorang bule menghampirinya. Bule tersebut bertanya "Kamu, kenapa tidak kerja?"
"Saya sudah bekerja dan keluarga saya juga sudah makan!" Jawab nelayan tersebut.
Kemudian bule berkata lagi "Kamu harus cari banyak duit supaya kamu bisa kaya!"
"Terus kalau saya sudah kaya?" Tanya nelayan.
Bule menjawab "Nanti kamu bisa membeli kapal lagi dan kamu bisa mengerjakan orang lain"
Nelayan bertanya lagi "Terus?"
Bule menjawab "Nanti kamu tidak usah bekerja dan kamu bisa menikmati hidup"
Setelah itu, sambil tersenyum nelayan berkata "Sekarang saya sedang menikmati hidup, kenapa saya harus menunggu nanti?"
Dari cerita tersebut kita bisa belajar bahwa salah satu cara menikmati waktu adalah tidak terlalu sibuk untuk memikirkan keinginanan duniawi dan kekhawatirannya diwaktu yang akan datang. Ini sesuai dengan ajaran agama islam yang disebut dengan tawakal dan tidak thulul amal.
Tawakal adalah perpegang teguh kepada Allah SWT yakni percaya penuh dengan-Nya dan mengharap rizki dari-Nya.Sedangkan thulul amal adalah merasa akan hidup lama didunia sehingga hati menjadi sibuk untuk melakukan urusan dunia. Dengan tidak “thulul amal”maka kita bisa merasakan beberapa hikmah yang sangat berguna untuk kehidupan, diantaranya yaitu “rahatul abdân” (mengistirahatkan badan) dan “rahatul afkâr” (mengistirahatkan fikiran).
Selain itu, untuk bisa menikmati waktu, maka kita harus bisa melupakan kekecewaan yang terjadi dimasa lalu agar bisa bangkit dari sebuah keterpurukan.
Dalam suatu hadis Rasulallah SAW bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian’. Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi’. Karena perkataan “law” (seandainya) dapat membuka pintu syaithon” (HR. Muslim).
Ali bin Abi thalib berkata:
“Jangan biarkan hatimu berlarut-larut dalam kesedihan atas masa lalu, atau itu akan membuatmu tidak akan pernah siap menghadapi apa yang akan terjadi”.
Kemudian supaya kita melupakan fikiran yang menyakikan dimasa lalu dan tidak terlalu khawatirdengan masa yang akan datang, maka kita bisa menyibukandiri dengan pikiran dan aktivitas positif yang bisa kita jalani saat ini.
QS. Al-Insyiah: 7-8 berbunyi:
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
۞۞۞
Menikmati waktu dengan bersyukur
Imam Al-Ghozali pernah berkata bahwa ahli kubur mempunyai keinginan yang sama ketika mereka sudah berada dialam kubur, yaitu ingin kembali kedunia supaya bisa memperbaiki amal buruknya.
Untuk itu sesulit apapun kita menjalani hidup didunia, maka kita perlu berusaha untuk bersyukur karena hal tersebut adalah sesuatu yang sangat diinginkan sekali oleh banyak orang yang sudah meninggal.
Salah satu cara supaya kita bisa bersyukur adalah dengan melihat orang yang lebih bawah dalam urusan dunia.
Rasulallah SAW yang bersabda:
“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian” (Muttafaq ‘Alaihi).
Jika dalam menjalani waktu ini kita merasa bosan dengan suatu pekerjaan, maka lihatlah para penganggur yang ingin mempunyai pekerjaan. Jika kita merasa lelah karena menjadi seorang penganguran, maka lihatlah orang-orangyang sedang sakit dantidak bisa beraktivitas. Jika kita sedang sakit maka lihatlah orang-orang meninggal yang ingin hidup kembali kedunia ini.
Selain itu supaya kita bisa bersyukur dan bisa menikmati waktu, maka janganlahsuka membandingkan diri dengan orang lain dalam urusan dunia. Peribahasa sunda berbunyi “hayam ngendog tara megar kabeh”, (ayam yang bertelur tidak akan menetas semua). Meskipun dua orang yang kembar memiliki kemiripan dan kesamaan, akan tetapi mereka memiliki nasib yang berbeda.
Setiap orang memiliki takdir yang berbeda. Untuk itu apabila kita melihat kelebihan orang lain dalam urusan dunia, maka janganlah kita suka membanding-bandingkannya. Karena hal tersebut bisa minimbulkan rasa iri dan dengkisehingga kita tidak bisa bersyukur dan menikmati waktu yang kita miliki.
۞۞۞
Semua ada waktunya, maka nikmatilah
Dikisahkan dalam sebuah pesantren yang cukup padat kegiatannya, seorang santri terlihat menikmati hidup meskipun dia tidak bisa bebas bermain seperti teman-temannya yang diluar pesantren.
Kemudian salah satu teman santrinya bertanya "kenapa kamu mau jadi seorang santri?"
Dia menjawab "Menjadi santri itu enak, segala keperluan telah dijamin oleh orang tua, segala aktvitas telah diatur dan di bimbing oleh guru.kita tinggal menjalaninya saja tanpa harus memikirkan keperluan dan mencari pekerjaan. Dan ingatlah bahwa Allah SWT itu tidak menyusahkan kita. Waktunya makan kita tinggal makan, waktunya tidur kita tinggal tidur, waktunya belajar kita tinggal belajar, waktunya beraktivitas kita tinggal melakukannya dan waktunya berlibur kita juga berlibur"
Jika santri tersebut bisa menikmati hidup karena ridho berserah diri dengan keinginan orang tua dan gurunya. maka kita pun bisa menikmati hidup dengan ridho berserah diri dengan keinginan Allah SWT yang maha menjamin dan maha mengatur kehidupan kita dengan sebaik-baiknya.
Ada waktunya kita harus bekerja, maka kita gunakan saja waktu tersebut untuk bekerja, ada waktunya kita untuk beristirahat, maka kita gunakan saja waktu tersebut untuk beristirahat. Begitu pula dalam pikiran, ketika kita sedang bekerja, maka kita fokus saja untuk bekerja, ketika kita sedang istirahat, maka kita istirahatkan saja pikiran kita.
Dalam setiap hari Allah SWT tidak menjadikan semua waktunya dengan malam hari saja atau siang hari saja, ada waktunya kita bertemu dengan siang hari supaya bisa beraktivitas dan ada waktunya juga kita bertemu dengan dengan malam hari supaya bisa beristirahat.
QS. Al-Qasas: 72 berbunyi:
“Katakanlah (Muhammad) "Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?". Katakanlah (Muhammad) "Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?". Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”.
۞۞۞
BAGIAN KETIGA
MERAIH KEBERKAHAN WAKTU
Berkah
Berkah adalah suatu kata dari bahasa Arab yaitu “barakah” yang memiliki arti bertambah atau berkembang. Menurut Imam Al-Ghazali berkah adalah “jiyadatu fîal-Khoir”(bertambah dalam kebaikan).
Orang yang mendapatkan keberkahan adalah orang yang beruntung, karena dengan keberkahan dia akan mendapatkan banyak sekali kebaikan dalam hidupnya. Walaupun dia adalah orang yang biasa bahkan kurang dalam urusan dunianya.
Salah satu contohnya sering disebutkan dalam kehidupan dipesantren. Seseorang yang daanggap kurang dalam kemampuan belajarnya, bahkan kurang pula dalam urusan dunianya. Akan tetapi dia bisa menjadi orang yang sukses dengan keberkahan selalu berbuat baik kepada orang tua dan gurunya. Berbeda dengan orang yang tidak mendapatkan keberkahan. Meskipun dia adalah orang yang mempunyai banyak kemampuan, bahkan mempunyai kesempurnaan dalam urusan dunia. Dia bisa menjadi orang yang gagal apabila tidak mendapatkan keberkahan karena berbuat buruk kepada orang tua dan gurunya.
Buya yahya menjelaskan. Ketika seseorang mempunyai gajih yang sedikit akan tetapi dia mampu mencukipi kehidupannya tanpa kekurangan dan tanpa berlebihan maka itu disebut berkah.
Kemudian para orang tua menyebutkan. Apabila seseorang memiliki makanan yang tidak banyak,akan tetapi bisa mencukupi orang yang ada untuk makan, maka itu juga disebut berkah.
Orang yang waktunya berkah bisa saja dalam waktu yang sedikit dia mampu melaksanakan banyak sekali kebaikan meskipun hal tersebut terlihat tidak mungkin. Contohnya yaitu, ada orang bisa yang menghatamkan Al-Qur'an setiap harin walaupun dia harus bekerja dalam setiap hari tersebut, ada anak kecil yang mampu menghafal al-qur'an hanya beberapa hari saja meskipun dia tidak mempunyai penglihatan, ada juga orang yang mampu melakukan perjalan dalam waktu yang singkat meskipun tempat tujuannya jauh, seperti para wali Allah yang mampu berbolak-balik berziarah ketanah suci dan melakukan dakwah diberbagai tempat yang berbeda-beda dengan waktu yang singkat.
۞۞۞
Agar waktu menjadi berkah
Untuk mendapatkan keberkahan waktu, kita bisa memulainya dengan memperhatikan aktivitas kita dalam satu hari saja. Dengan berusaha untuk mendapatkan keberkahan waktu dalam satu hari maka hal tersebut bisa menjadi permulaan yang tidak terlalu sulit untuk mendapatkan keberkahan waktu dalam satu minggu. Lalu dengan berusaha untuk mendapatkan keberkahan watu dalam satu minggu maka hal tersebut bisa menjadi latihan yang cukup mudah untuk mendapat keberkahan waktu dalam satu bulan, kemudian dengan berusaha untuk mendapatkan keberkahan waktu dalam satu bulan maka hal tesebut bisa menjadi pembiasaan yang baik untuk mendapatkan keberkahan waktu dalam satu tahun. Dan dengan berusaha untuk mendapatkan keberkahan waktu dalam satu tahun maka hal tersebut bisa menjadi kebaikan untuk bisa istiqamah mendapat keberkahan waktu dalam sepanjang hidup.
KH Asep Dudung, yaitu salah satu seorang ulama dari Jamanis Tasikmalaya, beliau berkata:
“Ciri-ciri waktu yang berkah adalah empat perkara. Pertama ada waktu untuk aktivitas ibadah dalam setiap harinya, kedua ada waktu untuk aktivitas mendapatkan ilmu dalam setiap harinya, ketiga ada waktu untuk akktivitas menolong orang lain dalam setiap harinya, dan keempat jika perlu ada waktu aktivitas bekerja dalam setiap harinya”.
Untuk lebih luasnya maka keempat ciri-ciri tersebut akan dibahas dalam bagian selanjutnya.
۞۞۞
Ada waktu untuk ibadah
1. Mengisi waktu untuk ibadah
Jika ibadah kita hanya melakukan solat lima waktu saja, maka betapa sedikitnya waktu ibadah kita dibandingkan dengan nikmat dan waktu yang diberikan Allah SWT kepada kita. Jika satu kali solat kita memerlukan waktu sepuluh menit, maka hanya lima puluh menit saja kita beribadah dalam satu harinya. Sedangkan dua puluh tiga jam lebih sepuluh menitnya kita gunakan untuk istirahat, bersenang-senang dan aktivitas lainnya. Begitulah mungkin salah satu hitung-hitungan waktu ibadah dan nikmat yang diberikan Allah SWT jika kita mau untuk merenungkannya. Padahal semua waktu yang diberikan Allah SWT adalah hal yang harus digunakan untuk beribadah kepada-Nya.
QS. Az-Zariyat: 56 berbunyi:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Betapa baiknya Allah SWT yang tidak menjadikan hanya solat saja sebagai aktivitas ibadah kita. Apapun aktivitas kita apabila diniatkan untuk beribadah dan dilakukan dengan cara yang benar maka aktivitas tersebut akan menjadi ibadah.
Dalam suatu penggalan hadis SAW bersabda:
“Sesungguhnyaamalan-amalan itu tergantung pada niatnya” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam Hadis lain Rasulallah SAW bersabda:
“Banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk”.
Untuk itu, selain mengisi waktu dengan ibadah seperti belajar ilmu agama, membaca Al-Qur'an, dzikir dan sebagainya. Maka mengisi waktu dengan aktivitas yang bersifat duniawi pun akan bisa menjadi ibadah apabila niatnya baik dan dilakukan dengan cara yang baik.
Seperti sebuah penjelasan ceramah dari Gus Baha. Yaitu, apabila tidur diniatkan untuk menghindari maksiat dan dilakukan dengan cara yang benar maka tidur tersebutakan menjadi ibadah. Namun apabila dilakukan dengancara yang tidak baik sebagai mana orang yang tidur berlebihan sehingga meninggalkan kewajiban, maka tidur tersebut tidak menjadi ibadah.
2. Salatwajib
Dalam setiap hari kita diharuskan untuk melaksanakan salat wajib sebanyak lima kali pada waktu yang telah telah ditentukan. Tidak boleh ditinggalkan dan tidak boleh juga dilakukan pada bukan waktunya. Hal ini menunjukan bahwa agama islam mengajarkan kita untuk melaksanakan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian salat wajib dianjurkankan juga untuk dilaksanakan secara berjamaah. Hal ini menunjukan bahwa agama islam mengajarkan kita untuk bersikap sosial dan tidak merasa tinggi dari orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bisa kita lihat bahwa ketika salat berjamaah, orang yang berbeda dalam urusan dunia seperti orang kaya dan orang miskin, orang yang mempunyai jabatan dan tidak punya jabatan, mereka berjajar bersama dan melakukan gerakan yang sama dalam suatu barisan.
Untuk itu, jika kita suka melaksanakan salat wajibdengan baik maka kita akan mendapatkan keberkahan yang luar biasa pada waktu diluar salat. Kita bisa menjadikan salat sebagai patokan untuk mengatur dan mendisiplinkan kegiatan sehari-hari, menyegarkan jiwa yang lelah dengan kegiatan sehari-hari, dan sebagai pembersih dosa atas kelalaian yang kita lakukan dalam sehari-hari.
Dalam suatu hadis Rasulallah SAW bersabda:
“Salat lima waktu dan shalat Jumat ke Jumat berikutnya adalah penghapus untuk dosa di antaranya selama tidak melakukan dosa besar” (HR. Muslim no. 233)
۞۞۞
3. Keistimewaan waktu salat wajib
Waktu salat wajib adalah waktu yang istimewa. Karena pada waktu tersebutada yang disebut dengansa'atul ijabah (saat-saat Allah mengabulkan do’a). Yaitu waktu antara adzan dengan iqâmah dan waktu setelah selsai melaksanakan salat. Pada waktu tersebut juga ada amalan yang luar biasa pahalanya. yaitu amalan salat sunnah qabliyah dan salat sunnahba’diyah.
Selain itu waktu-waktu salat wajib tersebut memiliki sejarah yang luar biasa kisahnya. Yaitu: Pertama salat subuh. Salat ini pertama kali dilaksanakan oleh nabi Isa AS ketika beliau keluar dari surga. Pada saat itu beliau melihat kegelapan malam yang membuatnya merasa sangat takut sampai datang waktu keluarnya cahaya fajar. Pada saat keluar cahaya fajar tersebut maka beliau melaksanakan dua rakaat salat yang sekarang menjadi salat subuh. Satu rakaat sebagai bentuk syukur karena telah selamat dari kegelapan dan satu rakaat lagi sebagai bentuk syukur karena dikembalikannya cahaya siang.
Kedua salat zuhur. Salat ini pertama kali dilaksanakan oleh nabi Ibrahim AS ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih putranya yaitu nabi Ismail AS. Pada saat beliau menyembelih pengganti dari putranya, beliau melaksanakan hal tersebut pada waktu tergelincirnya mata hari. Oleh karena itu beliaupun melaksankan empat rakaat salat yang sekarang menjadi salat zuhur. Satu rakaat sebagai bentuk syukur karena telah diberi pengganti putranya sehingga putranya tidak jadi untuk disembelih, satu rakaat sebagai bentuk syukur karena telah dihilangkan kesedihan dari putranya, satu rakaat sebagai upaya untuk mendapat keridoan Allah SWT, dan satu rakaat lagi karena beliau telah mendapatkan nikmat seekor domba dari surga, yang mana domba tersebut adalah domba dari Habil putra nabi Adam AS.
Ketiga solat asar. Salat ini pertama kali dilaksanakan oleh nabi yunus AS ketika Allah SWT mengelurkannya dari perut ikan. Pada saat itu beliau seperti burung yang belum mempunyai bulu. Maka selelah itu beliau melaksanakan empat rokaat salat sebagai bentuk syukurnya karena telah selamat dari empat kegelapan. Yaitu: kegelapan yang menakutkan, kegelapan dalam air, kegelapan malam dan kegelapan perut ikan. Kejadian tersebut terjadi pada waktu asar sehingga dinamakanlah salat asar.
Kempat salat magrib. Solat ini pertama kali dilaksanakan oleh nabi Isa AS ketika beliau keluar dari kaumnya pada waktu terbenam mata hari. Setelah itu maka beliau melaksanakan tiga rakaat salat. Satu rakaat untuk mentiadakan pangkat ketuhanan dari selain Allah SWT, satu rakaat untuk mentiadakan sangka salah dan tudingan kaumnya terhadap ibu nabi Isa AS, dan satu rakaat lagi untuk menetapkan papan dan menetapkan pangkat ketuhanan hanya kepada Allah SWT.
Kelima salat isya. Salat ini pertama kali dilaksanakan oleh nabi Musa AS ketika beliau keluar dari tanah Madyan dan selamat dari empat kesedihan yang menimpanya. Yaitu: kesedihan istrinya, kesedihan saudaranyanya (Harun), kesedihan anak-anaknya dan kesedihan karena kegagahan Fir'aun. Maka ketika Allah SWT menyelamatkannya dari keempat kesedihan tersebut beliaupun melaksanakan empat rokaat salat sebagai bentuk rasa syukurnya pada waktu isya.
Dalam riwayat lain disebutkan pula bahwa subuh kepada nabi Adam AS, zuhur kepada Daud AS, asar kepada nabi Sulaiman AS, magrib kepada nabi Ya'qub AS, dan isya kepada nabi Yunus AS.
۞۞۞
4. Kisah orang yang mengistimewakan salat
Tukang kue pancong yang isteimewa. Beliau adalah seorang perantau dari kampung yang pergi kesuatu kota. Dengan perabotan yang seadanya dan tanggungan yang sederhana, setiap hari beliau membuat kue pancong dan menanggung tanggungan yang berat untuk berjualan dengan cara berkeliling komplek di sebuah yang menjadi tempat perantauannya.
Ketika dekat dengan waktu solat beliau selalu mencari masjid untuk bisa mengutamakan Allah dengan melaksanakan solat awal waktu dan bejamaah. Selain itu beliau selalu membawa sarung dan pakaian yang bersih untuk keperluan ibadah dan mengistimewakan tuhannya. Setelah solat beliu juga suka membaca Al-Qur'an.
Karena kebiasaannya tersebut beliaupun diistimewakan oleh orang lain dan dijadikanlah sebagai imam solat dan guru ngaji bagi anak-anak yang berada disekitarnya.
Ketika beliau wafat maka Allah SWT mengistimewakannya dengan menjadikan orang-orang dari kota tempatnya merantau banyak sekali yang mengantarkan jenazahnya utuk dikuburkan dikampung halamannya. Sehingga orang-orang dikampung yang menganggapnya sebagai orang biasa pun merasa heran dan kagum setelah mereka tahu tentang kisah hidupnya.
۞۞۞
Ada waktu untuk mencari ilmu
1. Ilmu sebagai kebutuhan pokok
Jika badan selalu membutuhkan makanan untuk bisa sehat dan beraktivitas, maka akal dan jiwa pun perlu ilmu untuk bisa tetap mengontrol badan supaya bisa beraktivitas dengan benar.
Jika makanan dohir akan memberikan pengaruh terhadap kekuatan nafsu, maka kita perlu memberikan makanan batin (ilmu) kepada akal supaya kita tidak dikuasai nafsu.
Disebutkan, ketika Allah SWT telah menciptakan akal dan nafsu, maka Allah SWT berkata kepada akal “wahai akal, menghadapah kamu!” maka akal pun menuruti-Nya.
Lalu Allah SWT berkata lagi membelakanglah kamu!” maka akal pun menuruti-Nya lagi.
Kemudian Allah SWT bertanya kepadanya “wahai akal, siapakah Aku dan siapakah kamu?”
Akal menjawab “Engkau adalah tuhanku dan aku adalah hambamu”.
Namun ketika Allah berkata kepada nafsu “wahai nafsu, menghadaplah kamu!” nafsu malah tidak menuruti-Nya.
Lalu Allah SWT berkata lagi “membelakanglah kamu!” nafsu tidak menuruti-Nya lagi.
Kemudian Allah SWT bertanya “wahai nafsu, siapakah Aku dan siapakah kamu?”
Nafsu menawab “Engkau adalah Engkau dan aku adalah aku.
Oleh karena itu Allah menghukumnya dengan memasukannya kedalam neraka yang dingin selama ratusan tahun. Lalu ketika ditanya lagi dengan pertanyaan yang sama, nafsu masih menjawab dengan jawaban yang sama. Maka Allah SWT menghukumnya lagi dengan memasukannya kedalah neraka yang panas selama ratusan tahun. Kemudian nafsu ditanya lagi dan tetap menjawab seperti sebelumnya. Maka Allah SWT menghukumnya lagi dengan memenjarakannya selama ratusan tahun tanpa memberinya makan. Setelah itu nafsu baru berkata bahwa “Engkau adalah tuhanku dan aku adalah hambaku”.
Untuk itu supaya diri kita tidak dikuasai nafsu maka kita perlu mengimbangi makanan dhohir dengan makanan batin yaitu ilmu.
Dalam suatu penggalanhadis Rasulallah SAW pernah berkata kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib:
“Wahai Ali, jika selama 40 hari seorang mu’min tidak berkumpul dengan ulamasama sekali, maka batinya akan keras dan ia berani melakukan dosa-dosa besar. Karena ilmu adalah kehidupan hati…”
Dari Umar bin Khotob beliau pernah mendengar bahwa Rasulallah SAW pernah bersabada:
“Barang siapa yang berjalan ketempat orang yang berilmu maka pada setiap langkahnya adalah seratus kebaikan dan jika dia duduk bersamanya lalu mendengakannya maka baginya setiap kalimat adalah satu kebaikan”.
Dalam hadis lain Rasulallah SAW bersabda:
“Barang siapa yang melangkahkan kakinya untuk mempelajari ilmu dan sebelum langkahnya tersebut sampai, maka akan diampuni dosa-dosa kecil yang telah dilakukannya”.
Ust Tengku Hanan Attaki, Lc. pernah berkata, sebagaimana handpone yang harus di isi energi dengan listrik, maka keimanan dalam hati pun perlu di isi energi dengan datang ke majlis ilmu.
Untuk itu, apapun aktivitas kita sehari-hari, ilmu adalah kebutuhan pokok bagi jiwa yang perlu kita cari dalam setiap harinya.
Sebuah kutipan syair nasihat berbunyi :
“Jadilah kamu sebagai orang yang selalu mencari faidah dengan menambah ilmu dalam setiap hari. Berenanglah kamu dalam lautan ilmu agar kamu selalu mendapatkan faidah”.
۞۞۞
2. Ilmu yang harus dipelajari
Dalam suatu hadis Rasulallah SAW bersabda:
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”
Dalam hadis lain Rasulallah SAW bersabda:
“Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”
Dalam kitab Ta’lim Muta’alimhadis tersebut dijelaskan dengan cukup luas sebagaimana berikut:
Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu hal. Yaitu ilmu dasar agama yang dapat menguatkan keimanan kita serta menyelamatkan kita dari kekufuran, kemudian ilmu fikih yang berhubungan dengan ibadah yang wajib untuk kita laksanakan.
Ilmu yang paling utama adalah ilmu hal, yaitu ilmu yang digunakan untuk keadaan yang sedang terjadi pada waktu ini, kemudian amal yang paling utama adalah menjaga tingkah laku atau keadaan yang sedang terjadi pada waktu ini.
Untuk itu diwajibkan bagi kita seorang muslim untuk mempelajari ilmu yang dibutuhkan pada keadaan kita saat ini. Seperti ilmu tentang salat, karena keadaan kita diwajibkan untuk melaksanakan salat, maka kita wajib memplajari ilmu salat dan ilmu-ilmu yang behubungan dengan kewajiban tersebut sampai kita mampu untuk memenuhinya. Sesuatu yang harus dilakukan untuk memenuhi kewajiban maka sesuatu tersebut hukumnya menjadi wajib. Begitupun ilmu tentang puasa, zakat, haji dan sebagainya.
Adapun seperti ilmu jual beli, apabila kita suka melakukannya maka kita wajib mempelajari ilmunya. Karena barang siapa yang mempunyai kesibukan dengan suatu kegiatan, maka wajib baginya untuk menjaga diri supaya tidak melaksanakan keharaman dari apa yang ada pada kegiatan tersebut.
Selain itu diwajibkan pula bagi seorang muslim untuk mempelajari ilmu tentang keadaan hati seperti tawakal, taubat, takut dan ridho kepada Allah SWT. Hal-hal tersebut akan terjadi dan perlu kita laksanakan dalam segala keadaan.
۞۞۞
3. Mengikuti ulama
Ketika kita tidak mempunyai pembimbing hidup dan ketika kita bingung dengan masalah hidup, maka guru dan ulama lah yang meberikan kita ilmu agar kita bisa selamat. Ketika kita tidak tahu pedoman hidup (Al-Quran dan hadis) dan ketika kita tidak mengerti isi pedoman tersebut, maka ulama lah yang bisa menjelaskannya kepada kita.
Dalam masalah ilmu, meskipun kita bisa belajar sendiri hanya dengan membaca buku atau belajar secara otodidak. Akan tetapi guru dan ulama lah yang mengajarkan kita membaca dan merekalah yang memberikan kita referensi sehingga kita mampu membaca sendiri dan mempelajari ilmu tersebut secara otodidak.Bahkan jika kita mempelajari ilmu tanpa guru dan ulama, maka kita akan kesusahan dan bisa saja kita salah paham sehingga itu bisa membuat kita celaka.
Sebagaimana para nabi, para ulama adalah orang yang harus kita ikuti dan kita dekati agar kita selalu mendapatkan kebaikan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh ulama adalah pewaris para Nabi, para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambil warisan tersebut, ia telah mengambil bagian yang banyak”(HR.Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Malah)
Dalam hadis lain Rasulallah SAW bersabda:
”Sesungguhnya Lukman berkata kepada anaknya: wahai anakku, wajib bagimu duduk (berinteraksi) dengan para ulama dan mendengarkan petuah para hukama, karena Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan cahaya ilmu sebagaimana menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan”.
Kemudia RasulallahSAW juga berkata kepada Ibnu Ma’ud”
“Wahai Ibnu Mas’ud, satu jam kamu duduk di majlis ilmu tanpa memegang pulpen dan tidak menulis satu huruf. Itu lebih baik dari memerdekakan seribu abid. Dan kamu melihat dengan cinta wajah orang yang berilmu, maka itu lebih baik dari kamu bersedekah seribu kuda untuk dijalan Allah. Dan kamu membaca salam kepada orang yang berilmu lebih baik dari ibadah seribu tahun.
۞۞۞
4. Derajat orang yang mempelajari ilmu
Disebutkan bahwa yang menjadi sebab tingginya derajat nabi Adam AS dari para malaikat adalah karena Allah SWT telah memberikan kepadanya ilmu.
“Dia (Allah SWT) mengajarkan Adam semua nama-nama (benda)”
Kemudian disebutkan pula ketika Allah SWT memberikan pilihan antara ilmu, harta dan jabatan kepada nabi Sulaiman AS, maka beliau memilih ilmu. Dengan demikian beliau juga bisa mendapatkan harta yang banyak dan jabatan yang tinggi dengan sebab ilmunya. Bahkan beliau mampu menguasai bangsa jin dan mampu berkomunikasi dengan bangsa hewan dan juga angin.
Lalu disebutkan pula bahwa setan lebih takut kepada orang yang berilmu dari pada orang yang suka ibadah tanpa ilmu. Sebagaimana dalam suatu kisah, dalam suatu masjid terdapat orang bodoh yang sedang beribadah dan orang berilmu yang sedang tidur. Kemudian datanglah setan bermaksud untuk menggoda orang bodoh yang sedang ibadah tersebut. Namun sebelum menggoda, setan tersebut merasa takut dan ragu untuk menggodanya. Maka ketika Rasulallah SAW melihat setan tersebut beliau bertanya “kenapa kamu merasa takut dan ragu untuk masuk kedalam masjid?”
Setan menjawab “aku bermaksud untuk menggoda orang bodoh yang sedang beribadah didalam masjid, namun disebelahnya terdapat orang berilmu yang sedang tidur. Jika aku menggoda orang bodoh yang sedang beribadah tersebut, aku takut orang yang berilmu akan bangun untuk mengajarkan ilmu dan membenarkan kebodohan orang yang ibadah tersebut”.
Suatu sya’ir dalam kitab ta’lim muta’alim berbunyi:
“Maka sesungguhnya satu orang ahli fikih yang bersifar wara, adalah lebih sangat ditakuti oleh setan daripada seribu orang ahli ibadah yang tidak berilmu fikih”
Selain itu, dengan ilmu seseorang akan diangkat derajatnya didunia dan diakhirat oleh Allah SWT.
QS. Al-mujadalah:11 berbunyi:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”
Dalam kajian ilmu shorof(yaitu salah satu ilmu kaidah bahasa arab). kata pertama pada ayat tersebut yaitu “يَرْفَعِ”(meninggikan/akan meninggikan), disebut dengan fi'iil mudhore (yaitu kata kerja yang menunjukan waktu sedang atau akan terjadi). Untuk itu kata tersebut menunjukan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan diberi ilmu bukan hanya diwaktu sekarang saja(didunia), akan tetapi diwaktu yang akan datang juga(diakhirat).
Kemudian bisa kita perhatikan juga bahwa kata “أُوتُوا”(diberi),dalam ilmu shorof(yaitu salah satu ilmu kaidah bahasa arab), kata tersebut disebut dengan fi'il majhul(kata kerja pasif). Ini menunjukan bahwa orang yang berilmu tidak boleh merasa memiliki ilmu,akan tetapi harus merasa diberi ilmu.
Untuk itu hanya orang berilmu yang beriman dan merasa diberi ilmu sajalah yang akan mendapat derajat dari Allah SWT.
Sebagaimana ilmu padi, orang yang semakin merasa diberi ilmu oleh Allah SWT maka dia akan semakin merendah dan merasa takut kepada Allah SWT.
QS. Fathir: 28 berbunyi:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba Nya adalah mereka para Ulama”
Lalu dengan perasaan rendah dan takut kapada Allah SWT tersebut dia akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Rasulallah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang bertawadhu (rendah hati) karena Allah, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya" (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA).
5. Membaca
Sebuah kata mutiara berbunyi:
“Ada dua cara untuk belajar. Pertama dengan membaca, kedua dengan berteman orang yang lebih pintar dari kita”
Kata mutiara lain berbunyi:
“Sebaik-baik teman duduk setiap waktu adalah buku. Buku adalah gudangnya ilmu dan kuncinya adalah membaca”
Buku adalah guru yang tidak bersuara, akan tetapi buku bisa membuat kita berpikir sesuai dengan isi buku yang kita baca. Kemudian apa yang kita pikirkan akan menentukanapa yang kita ucapan, apa yang kita ucapanakan menentukan apa yang kita lakukan, apa yang kita lakukan akan menentukan kebiasaan, lalu dari kebiasaan akan menentukan karakter, dan dari karakter akan menentukan nilai. Untuk itu semakin kita banyak membaca maka kita akan bisa semakin bernilai.
KH. Muhammad Idrus Ramli berkata:
“Seandainya anak-anak kaum muslimin sibuk memandang isi-isi buku, sebagai ganti memandang wajah kaum wanita, tentu kita akan memiliki banyak pasukan pemikir dan intelektual”
Dr. H. Fahrudin Faiz, S.Ag .Ag berkata:
“Kuasailah dunia dengan ilmu, jalannya adalah belajar, senjatanya adalah menulis, kekuatannya berasal dari membaca. Maka, iqra’, bacalah!”
۞۞۞
Ada waktu untuk menolong
QS. Al-maidah: 2 berbunyi:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (perbuatan) kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”
Begitulah ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Adapun salah satu balasan yang akan kita dapatkan ketika kita menolong orang lain adalah kita akan ditolong oleh Allah SWT. Dalam suatu hadis Rasulallah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu mau menolong saudaranya”
Jika kita bisa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, maka keberuntungan yang besarlah yang akan kita dapatkan. Karena dengan pertolongan Allah SWT, maka sesuatu yang kita anggap susahmenurut kita pun akan menjadi mudah. Sebaliknya apabila kita tidak diberi pertolongan oleh Allah SWT maka sesuatu yang kita anggap mudah pun akan menjadi susah, bahkan tidak akan tercapai walaupun kita berusaha keras untuk mendapatkannya.
Allah SWT adalah Dzat yang maha penolong.Meskipun kita tidak pernah menolong-Nya, karena Dia adalah Dzat tidak butuh dengan pertolongan, akan tetapi Dia selalu menolong kita karena kita selalu membutuhkannya.
Ingatkah kita?
Siapa yang menolong kita lahir dari kandungan yang sempit menuju luasnya dunia yang bebas ini?
Ingatkah kita?
Siapa yang menolong kita dari musibah atau masalah yang telah kita lewati?
Dan masih banyak lagi pertolongan Allah SWT kepada kita yang mungkin sering tidak kita sadari. Meskipun perantaraannya adalah sesama mahluk, namun pada hakikatnya Allah SWT lah yang telah menolong kita.
Pada kenyataannya Allah SWT tidak perlu balasan atas pertolongan-Nya, akan tetapi kita diperintahkan untuk bersyukur agar kita tidak termasuk orang yang kufur. Adapun salah satu cara untuk menjadi orang yang bersyukur kepada Allah SWT adalah dengan bersyukur kepada manusia.
Dalam suatu hadis Rasulallah SAW bersabda:
“Orang yang paling bersyukur kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala adalah orang yang paling berterima kasih kepada sesama manusia”
Dalam hadis lain Rasulallah SAW bersabda:
“Orang yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia, ia tak kenal bersyukur kepada Allah.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Thabrani).
Lalu hadis lain Rasulallah SAW bersabda:
“Orang yang tidak mensyukuri yang sedikit ia tidak akan mensyukuri yang banyak. Orang yang tidak kenal terima kasih kepada sesama manusia, ia tidak mengenal syukur kepada Allah. Berbicara tentang nikmat Allah sama dengan bersyukur, dan meninggalkan pembicaraan nikmat Allah adalah kufur. Berjamaah adalah rahmat dan bercerai-berai adalah azab” (Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad dan oleh Ibnu ‘Abid-Dunya).
Untuk itu salah satu cara kita bersyukur kepada Allah SWT adalah saling tolong-menolong sebagai sesama mahluk-Nya. Kemudian, karena tolong menololong adalah perintah Allah SWT,jika kita bisa melaksanakannya, maka kitaakan bisa menikmati pahalanya, yaitu akan mendapat pertolongan Allah SWT di dunia dan Akhirat.
۞۞۞
Ada waktu untuk bekerja
Dalam sebuah buku Tafsir dijelaskan bahwa etos kerja adalah salah satu ajaran agama islam yang perlu kita perhatikan.Penjelasan tersebut yaitu diawali dengan QS. Al-Jumu’ah: 9-11 yang berbunyi:
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa ketika shalat jum’at telah ditunaikan, maka manusia diperintahkan untuk segera kembali melakukan aktivitasnya masing-masing dalam rangka mencari karunia Allah, baik berupa rizki harta maupun ilmu pengetahuan.
Jika kita sebagai pelajar atau guru maka kita kembali ke kelas, jika pegawai kembali ke kantor, jika pekerja kembali ke pabrik, jika petani kembali ke sawah dan begitu pula yang lainnya. Hal ini merupakan perintah Allah SWT agar kita memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin yang kuat dan mampu menghargai waktu.
Kemudian setelah kita mendapatkan karunia Allah maka janganlah lupa kita harus kembali mengingat Allah, karena semua karunia yang telah didapat itu semata-mata karena kemurahan Allah dan harus dikembalikan kepada Allah dengan cara syukur kepadanya agar kita senantiasa beruntung.
Selanjutnya ayat tersebut menunjukan bahwa kita harus pandai mempergunakan waktu dan mengaturnya sedemikian rupa, sehingga tiadak ada waktu yang terbuang percuma. Dengan demikian etos kerja yang tinggi akan terwujud dalam diri kita.
Kemudian QS. Al-Qashas: 77 berbunyi:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Pada ayat tersebut Allah SWT menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Qarun oleh kaumnya. Barang siapa yang mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.
Salah satu petunjuk dan nasehat tersebut yaitu janganlah kita meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah SWT, karena baik untuk tuhan, untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya itu mempunyai hak atas diri kita yang harus dilaksanakan.
Pada ayat tersebut terdapat kalimat yang berbuyi:
“Dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”
Dalam penjelasanya kalimat tersebut mengandung arti bahwa manusia diperbolehkan untuk mencari kesenangan dunia asalkan tidak bertentangan dengan syariat Allah.
Kemudian dalam suatu hadis Rasulallah SAW pernah ditanya"Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?"
Beliau bersabda "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur"
Dalam hadis lain Rasulallah SAW bersabda:
“berpagi-pagilah kamu dalam mencari rezeki, kerana bekerja pada awal siang itu terdapat keberkatan dan kejayaan”
۞۞۞
Contoh orang yang waktunya berkah
KH. Abdurrahman. Beliau adalah salah seorang kiyai yang memiliki sebuah pesantren dari Tasikmalaya. Rutinitasnya yaitu bangun setiap pukul tiga pagi, solat malam, membaca Al-Qur'an, bedzikir, bersolawat, beristigfar, solat subuh dan mengajar santri hingga jam sembilan pagi. Setelah itu beliau suka melayani dan membantu para tamu yang datang untuk memecahkan suatu masalah. Selain membantu para tamu,terkadang beliau pergi mengajar ngaji ke tempat lain dan membantu orang yang tidak bisa datang kepadanya. Jika sedang tidak ada tamu beliau mengisi waktunya dengan membaca kitab dan menulis ilmu. Setelah isya beliau mengajar lagi hingga jam sepuluh malam. Sebelum tidur beliau suka berdzikir hingga jam 12 malam.
Dalam setiap harinya beliau ada waktu untuk ibadah, ada waktu untuk ilmu dan ada waktu untuk menolong. Adapun masalah kerja, sepertinya beliau adalah orang yang ditakdirkan bisa mendapatkan rizki meskipun beliau bekerja. Namun sebelumnya beliau pernah bekerjasebagaipenjahit, pembuat simping dan pedagang warung pada saat perjuangannya.
Begitulah keteladan yang beliau berikan kepada para santri dan jama’ahnya. Selain memberikan keteladanan, beliau juga sering mengajarkansantri danjama'ahnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam suatu pengajian beliau pernah berkata "Janganlah kalian selalu mengejar dunia. Tapi jadilah kalian orang yang dikejar dunia!”
“Maukah kalian jadi orang yang tidak mengejar dunia?”
“Maka laksanakanlah kegiatan ini setiap hari. Yaitu bangun malam, solat tahajud, membaca surat alwaqiah, al-mulk, al-muzamil, al-lail dan an-nasr”.
“Berhenti bekerjalah ketika waktu solat datang, agar kita bisa melaksanakan solat dengan awal waktu. Kemudian bacalah Al-Qur'an setiap setelah solat fardhu".
Meskipun perkataan beliau tersebut cukup berat untuk dilaksanakan bagi sebagian orang. Namun begitulah salah satu perjuangan yang bisa kita lakukan agar bisa menjadi orang dikejar oleh rizki dari Allah SWT.
۞۞۞
Daftar Bacaan
Alqurân Al-kar îm Terjemah Bahasa Indonesia
Nursyamsi, Asep. 2014. Buku Ajar Tafsir.Tasikmalaya: t.pn
Abdul Wahhâb As-Sya’roni. t.th. Washiyatul Mustafa. Indonesia: Dârul Ihya
Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khubawiyyi,2008.Durratunnashihîn fî al-Wa-zhi wa al-Irsyad. Indonesia: Al-Haramain Jaya
Abdullah bin Alwî Al-Hadâd. t.th. Nashâihuddinîyah. Surabaya: Dârul ilmi
Al-Zarnuji. t.th. Ta’lîm Al-Muta’allim. Surabaya: Harisma
Ahmad bin Athâillah, 1980. Tejemah Al-Hikam, terjemahan dari Al-Hikam oleh Salim Bahreisy. Surabaya: Balai Buku Surabaya
Nawawi,Muhammad,2006. Tangga-tangga orang mulia, terjemahan dari Salâlmul fudholâ oleh Nasrullah & Zainal Arifin Yahya. tt:Pustaka Mampir
Umar bin Ahmad Baraja, 1993. Bibingan Akhlak jilid 4, terjeman dari Akhlak li-baiîn juz 4 oleh Abu Musthaf Alhalabi. Surabaya: t.pn
‘Aidh al-Qarni, 2004. Jangan Bersedih, terjemahan dari Lâ Tahzan oleh Samson Rahman. Jakarta: Qisthi Press
Supardi, Adi. 2020. Pesona Literasi Islam.tt:CV.Innovasi Group.