Rabu, 13 Januari 2021

Buku Kisah Ahlak Lil-Baniin Syekh Umar Bin Ahmad Baraja bagian 3



Tidak Menunda Harta


Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa Nabi SAW pernah melaksanakan solat asar dengan cepat, kemudian setelah selsai solat beliau masuk kedalam rumah. Karena kejadian tersebut maka orang-orang pun merasa kaget dengan apa yang telah dilakukan oleh Nabi SAW. Setelah itu Nabi SAW berkata “Aku teringat dengan emas yang barada padaku, dan aku tidak suka untuk berlama-lama menyimpannya, maka aku perintahkan untuk membagikannya.”


Adab Berjalan

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa Nabi SAW pernah melihat Abu Dujanah berjalan dengan angkuh diantara dua barisan musuh pada perang uhud. Kemudian Nabi SAW menegurnya dan berkata kepadanya “Sesungguhnya cara berjalan seperti itu akan dibenci oleh Allah SWT, kecuali pada tempat sekarang ini.”

***

Dalam hadis lain dikisahkan pula bahwa pada suatu saat pernah ada seorang laki-laki memakai pakaian yang membuatnya kagum terhadap dirinya sendiri, dia juga sedikit mengkritingkan rambut kepalanya dan berlagak sombong dalam sikap berjalanya. Kemudian pada saat itu Allah SWT membenamkannya, dan dia pun meronta-ronta di dalam tanah hingga hari kiamat.

***

Rasulallah SAW pernah berkata “Ingatlah, aku akan memberitahukan kalian tentang sesuatu yang paling utama dari derajat solat, puasa, dan sedekah”

Para sahabat menjawab “Baiklak”

Rasulallah SAW berkata “Yaitu mendamaikan orang yang sedang bermusuhan. Karena sesungguhnya rusaknya orang yang sedang bermusuhan adalah yang memangkas agama (meruksak agama)”

Dari kisah tersebut dijelaskan bahwa diantara adab berjalan yaitu apabila diperjalanan bertemu dengan orang yang berselisih maka dianjurkan untuk mendamaikannya.

***

Dalam suatu hadis seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulallah SAW “Bagaimanakah islam yang baik?”

Rasulallah SAW menjawab “Yaitu memberikan makanan, mengucapkan salam kepada orang yang dikenal dan tidak dikenal, kemudian berbudi pekerti yang baik saat bertemu.”

***

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa Rasulallah SAW pernah berkata “Sungguh aku pernah melihat seorang laki-laki mondar-mandir didalam surga karena sebuah pohon, yaitu karena dia pernah menebang pohon ditengah jalan sehingga menggangu orang-orang muslim”

Hadis tersebut menjelaskan bahwa kita dilarang untuk mengganggu jalannya orang lain.

 

Adab Ketika Duduk

 

Dalam kitab tafsir dikisahkan bahwa ketika sebagian para sahabat RA melakukan banyak bercanda, maka turunlah ayat yang berbunyi:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ

Artinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.

Dari kisah tersebut dijelaskan bahwa diantara adab ketika duduk bersama yaitu tidak banyak bercanda.

***

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa ketika para sahabat Anshor RA sedang duduk, Nabi SAW pernah berkata kepada mereka “Berdirilah kalian untuk menghorrmati pemimpin kalian, yaitu Sa’ad bin Mu’ad RA.”

Dalam kisah lain disebutkan bahwa pada suatu saat ada seorang kakek-kakek sepuh datang dan bermaksud kepada Nabi SAW. Namun pada saat itu kaum yang sedang berada disana bersikap lambat untuk memberikan tempat duduk kepada kakek-kakek sepuh tersebut. Maka Nabi SAW berkata “Bukanlah bagian dari umatku orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang lebih tua.”

Dari kisah tersebut dijelaskan bahwa diantara adab ketika duduk bersama yaitu menghormati orang yang dianggap sepuh.

 

Adab Ketika Makan

 

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki pernah meminum air langsung dari lubang wadah air. Kemudian karena dia tidak beradab ketika minum, maka seekor ular kecil ikut mengalir dengan air yang diminumnya tersebut, dan ular tersebut masuk kedalam perutnya.

­            Dari riwayat tersebut kita diajarkan untuk tidak mimun langsung dari wadah air seperti teko akan tetapi lebih baik memakai gelas.

***

Dikisahkan dalam suatu hadis bahwa Nabi SAW pernah mengelilingkan beberapa makanan kecil atau buah-buahan kepada para sahabatnya. Kemudian para sahabat bertanya tentang hal tersebut. maka nabi SAW menjawab “Ini bukan hanya satu macam, maka makanlah olehmu satu persatu biji, dan janganlah kamu makan dua biji sekaligus.” Dijelaskan bahwa hal ini dilarang kecuali jika ada izin dari teman.

***

Diriwayatkan pada suatu saat ketika Nabi SAW akan makan, beliau meminta teman makan kepada istrinya. Kemudian istrinya menjawab “Tidak ada sesuatu apapun dari kita Kecuali hanya cuka.”

Kemudian  Nabi SAW meminta cuka tersebut dan menjadikannya teman makan. Lalu beliau berkata “Bagus sekali cuka ini, Bagus sekali cuka ini”

Dalam hadis lain dikisahkan bahwa para sehabat pernah menyodorkan daging biawak yang telah di goreng kepada Rasulallah SAW. Kemudian ketika Rasulallah SAW akan mengambil daging tersebut, salah satu sahabat ada yang berkata “Itu adalah daging biawak wahai Rasulallah.” Lalu  Rasulallah SAW mengangkat tangannya dan tidak jadi mengambilnya.

Setelah itu Khalid bin Walid bertanya kepadanya “Apakah biawak itu haram wahai Rasulallah?” Rasulallah SAW menjawab “Tidak, akan tetapi itu tidak ada di tempat kaumku. Karena itu aku tidak memakannya.” Dari kisah tersebut dijelaskan bahwa diantara adab ketika makan yaitu tidak mencela makanan.

­***

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa Nabi SAW pernah berbuka puasa bersama dengan Sa’ad bin ‘Ubadah RA. Pada saat itu beliau berkata “Telah berbuka puasa bersama kalian orang-orang yang berpuasa, juga telah memakan kepada makanan kalian orang-orang yang mulia, dan telah memohonkan ampunan untuk kalian para malaikat.”

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ketika Rasulallah SAW makan bersama Abdullah bin Busri RA beliau berdo’a

اللّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ.

Artinya: Ya Allah semoga Engkau memberkahi mereka atas makanan yang telah Engkau rijkikan kepada mereka,  ampunilah mereka dan sayangilah mereka.

 

Dari kisah tersebut kita belajar bahwa diantara adab ketika makan bersama yaitu mendo’akan orang yang memberi makan.

 

Adab Bertamu

 

Dalam suatu hadis disebutkan bahwa apabila Rasulallah SAW menghadap pintu rumah seseorang yang tidak ada pengahalangnya, beliau tidak berdiri dihadapan pintu tersebut, akan tetapi beliau berdiri disebelah kanannya  atau kirinya. Kemudian beliau berkata “Assalamu‘alaikum, Assalamu‘alaikum

­***

Dalam hadis tentang isra mi’raj disebutkan bahwa ketika malaikat jibril meminta untuk dibukakan pintu langit, ditanyakanlah kepadanya “Siapa ini?”

Malaikat jibril menjawab “Jibril”

Dikisahkan pula dari Jabir RA bahwa dia pernah berkata: Aku pernah mendatangi Nabi SAW, dan ketika aku mengetuk pintunya, dia bertanya kepadaku “Siapa ini?”

Aku menjawab “Saya”

Kemudian beliau berkata “Saya, saya.” Beliau berkata dengan nada seperti tidak menyukainya.

Dari kisah tersebut kita belajar bahwa ketika kita akan bertamu dan orang yang ada didalam rumah bertanya “Siapa?”, maka jawablah dengan menyebutkan nama, bukan  dengan kata “Saya”

***

Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Nabi SAW “Apakah aku harus meminta izin meskipun kepada ibuku?”

Nabi SAW menjawab “Ya, tentu”

Laki-laki tersebut bertanya lagi “Meskipun aku tinggal di dalam rumah?”

Nabi SAW menjawab “Ya, meminta izinlah kepadanya!”

Laki-laki tersebut bertanya lagi “Meskipun aku adalah orang yang melayaninya?”

Nabi SAW berkata “Ya, meminta izinlah kepadanya! Apakah kamu mau melihatnya dalam keadaan telanjang?”

Laki-laki tersebut menjawab “Tidak”

Nabi SAW berkata lagi “Maka meminta izinlah kepadanya!”

Dari kisah tersebut Rasulallah SAW mengajarkan bahwa ketika kita akan memasuki ruangan orang lain kita harus meminta izin terlebih dahulu, meskipun orang lain tersebut adalah orang yang dekat dengan kita.

 

Adab kepada Tamu

 

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa beberapa orang utusan dari kaum Najasi pernah datang kepada Rasulallah SAW. Kemudian  Rasulallah SAW berdiri dan melayaninya seorang diri. Lalu para sahabat berkata “Kami akan membantumu wahai Rasulallah”

Rasulallah SAW menjawab “Tidak perlu, karena sesungguhnya mereka merupakan sahabatku yang mulia, dan aku suka untuk memberikan kecukupan kepadanya.”

***

Dikisahkan pula bahwa pada satu waktu  Imam Syafi’i rahimhullah pernah bertamu kepada gurunya yaitu Imam Maliki rahimhullah. Kemudian Imam Maliki rahimhullah menyodorkan makanan dan menuangkan air oleh dirinya sendiri dihadapan Imam Syafi’i rahimhullah. Lalu Imam Maliki rahimhullah berkata “Janganlah kamu merasa kaget dengan apa yang kamu lihat, karena melayani tamu itu hukumnya wajib”

***

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa Rasulallah SAW pernah melewat kepada seorang laki-laki yang mempunyai banyak unta dan sapi, namun laki-laki tersebut tidak memberikan jamuan kepada Rasulallah SAW. Kemudian Rasulallah SAW juga melewat kepada seorang perempuan yang mempunyai beberapa ekor domba hasil berburu, lalu dia menyembelih domba untuk Rasulallah SAW.

Setelah itu Rasulallah SAW berkata “Lihat kedua orang ini! sesungguhnya ahlak itu berada dalam kekuasaan Allah SWT, maka barang siapa yang diberi anugrah untuk berahlak baik maka lakukanlah!”

***

Dalam suatu hadis yang cukup panjang dikisahkan bahwa Nabi SAW pernah menyuruh Abu Hurairah RA untuk memanggil para Ahli Shuffah, yaitu salah satu golongan dari para sahabat.

Kemudian mereka pun datang menghandiri Nabi SAW. Lalu Nabi SAW memberikan mereka minum dengan satu wadah air susu  sehingga merasa cukup kenyang. Setelah itu Nabi SAW berkata kepada Abu hurairah RA “Tinggal aku dan kamu yang belum minum”

Abu hurairah RA menjawab “Benar, wahai Rasulallah”

Nabi SAW berkata “Duduklah dan minumlah”

Kemudian Abu Hurairah pun duduk dan meminumnya.

Lalu Nabi SAW berkata lagi “Minumlah”

Kemudian Abu Hurairah pun meminumnya lagi. Lalu Nabi SAW terus-terusan berkata “Minumlah” kepada Abu Hurairah RA, sehingga Abu Hurairah menjawab “Tidak, demi Dzat yang telah mengutusmu, tidak ada tempat lagi untuk perut saya”

Kemudian Nabi SAW berkata “Berikan kepadaku”

Lalu Abu Hurairah pun memberikannya, setelah itu Nabi SAW memuji Allah SWT dan membaca basmallah, kemudian beliau meminumnya.

 

Adab Menjenguk

 

Dikisahkan dari Sarî As-Syaqothî rahimahullah bahwa dia pernah berkata: Pernah datang kepadaku sekelompok orang untuk menjengukku. Akan tetapi mereka telah memberatkanku, mereka berlama-lama duduk sehingga aku merasa bosan. Kemudian mereka meminta do’a kepadaku, maka aku mengangkat tangan dan berdo’a dengan berkata “Ya Allah semoga Engkau memberikan ilmu kepada kami tentang bagaimana cara menjenguk orang sakit.”

Dari kisah tersebut kita belajar supaya tidak berlama-lama saat menjenguk orang sakit, karena hal tersebut akan memberatkannya dan membuatnya bosan.

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa Rasulallah SAW pernah menjenguk kepada seorang laki-laki dari kaum Anshor. Pada saat itu Rasulallah SAW bertanya kepada laki-laki tersebut “Apa yang kamu inginkan?”

laki-laki tersebut menjawab “Aku menginginkan roti gandum”, kemudian seorang laki-laki lain berdiri dan berangkat untuk mencarinkannya, setelah laki-laki  tersebut datang dengan membawa setengah potong roti gandum, Rasulallah SAW menyuapkan roti tersebut kepada laki-laki yang sedang sakit tersebut. Lalu beliau berkata “Jika diantara kalian ada orang sakit yang menginginkan sesuatu, maka suapilah dia.”

 

Adab Ketika Sakit

 

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa seorang laki-laki pernah mengeluh kepada Rasulallah SAW tentang rasa sakit yang terdapat pada tubuhnya. Kemudian Rasulallah SAW menjawab “Letakkanlah tanganmu pada bagian tubuh yang kamu rasa sakit, kemudian bacalah basamallah sebanyak tiga kali. Dan bacalah do’a berikut sebanyak tujuh kali.

أعُوْذُ بِعِزَّةِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ.

Artinya: Dengan keagungan Allah dan kekuasaannya, aku berkindung dari keburukan yang aku temukan dan aku hindari.

***

Dikisahkan ketika Sayyidina Imron bin Husen RA menderita sakit ambeien (wasir) Nabi SAW pernah berkata kepadanya “Solatlah kamu dengan berdiri, jika tidak mapu maka sambil duduk, jika tidak mampu maka sambil berbaring kesamping, jika tidak mampu maka sambil terlentang. Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.”

***

Diriwayatkan ketika nabi SAW menjenguk Khawwat bin Jubair yang sedang sakit, beliau berkata “Apakah tubuhmu sehat wahai Khawwat?”

Khawwat bin Jubair menjawab “Dan tubuhmu wahai Rasulallah”

Kemudian nabi SAW berkata lagi “Maka tepatilah apa yang kamu janjikan kepada Allah”

Khawwat bin Jubair berkata “Aku tidak menjanjikan sesuatu kepada Allah azza wajalla

Lalu nabi SAW berkata “Benar, sesungguhnya tidaklah seorang hamba menderita sakit, kecuali Allah azza wajalla  menimbulkan kebaikan, maka tepatilah apa yang kamu janjikan kepada Allah”

Janji yang dimaksud dalam kisah tersebut adalah bertaubat dan mengerjakan amal salih.

 

Adab ketika Ditimpa Musibah dan Kabar Gembira

 

Dalam suatu hadis disebutkan bahwa jika seorang anak dari seorang hamba mati, maka Allah SWT berkata kepada malaikat “Ambillah olehmu seorang anak dari hamba-Ku!”

Malaikat menjawab “Baiklah”

Kemudian Allah SWT berkata lagi “Ambillah olehmu buah hatinya”

Malaikat menjawab “Baiklah”

Kemudian Allah SWT bertanya “Apa yang diucapkan oleh hambaku?”

Malaikat menjawab “Dia telah memujimu dan telah membaca istirja (ucapan inna lillahi wainna ilaihi roji’un).

Lalu Allah SWT berkata “Buatkanlah olehmu sebuah rumah di surga untuk hamba-Ku tersebut, dan berilah nama rumah tersebut dengan rumah pujian!”

***

Dalam suatu hadis dikisahkan bahwa ketika Rasulallah SAW ditinggal meninggal oleh putranya dari Zainab RA, maka beliau mengeluarkan air mata. Kemudian Sa’ad bin Ubadah RA bertanya “Apakah ini wahai Rasulallah?”

Rasulallah SAW menjawab “Ini adalah kasih sayang Allah SWT yang dijadikan didalam hati hamba-hamba-Nya, dan sesungguhnya Allah SWT menyayangi hamba-hambanya yang memiliki kasih sayang.”

***

Dikisahkan ketika Rasulallah SAW pulang dari Hudaifah turunlah ayat yang berbunyi sebagai berikut:

لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ

Artinya: Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan dating

 

Kemudian Rasulallah SAW berkata “Sungguh telah turun kepadaku ayat yang lebih aku sukai daripada sesuatu yang ada diatas bumi.” Setelah itu Rasulallah SAW membacakannya kepada para sahabat.

Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa ampunan Allah SWT lebih berharga dari pada dunia ini. Kemudian ayat tersebut merupakan kabar gembira bagi orang-orang beriman yang telah bertaubat kepada Allah SWT.

***

Dikisahkan bahwa Nabi SAW pernah bertanya kepada Ubai bin Ka’ab RA “Ayat apakah yang paling agung dari dalam kitab Allah SWT?

Dia menjawab “Ayat kursi”. Kemudian Nabi SAW berkata “Semoga Allah memenuhi dadamu dengan ilmu wahai Abu Mundzir”. Dari kisah tersebut Nabi SAW mengajarkan kepada kita untuk memberikan kabar gembira kepada orang lain dengan mendo’akannya.

***

Dikisahkan pula ketika hari terakhir dari bulan Sya’ban telah tiba, Rasulallah SAW pernah berkhutbah dan berkata “Wahai manusia, sungguh telah memberikan naungan kepada kalian bulan yang agung, yaitu bulan barokah yang pada malam harinya lebih baik dari pada seribu bulan”

 

Adab Berkunjung  

 

Dikisahkan dari Aisyah RA bahwa Rasulallah SAW pada suatu hari pernah keluar untuk mendatangi seorang sahabat. Sebelum berangkat beliau membereskan selendangnya dan rambutnya terlebih dahulu. Kemudian Aisyah RA bertanya “Apakah engkau perlu melakukan itu wahai Rasulallah?”

Rasulallah SAW menjawab “Tentu, sesungguhnya Allah SWT menyukai seorang hamba yang berdandan untuk saudara-saudaranya ketika akan pergi kepadanya.”

***

Mengatur Tidur


Dikisahakan bahwa ketika Rasulallah SAW sedang berada bersama seorang laki-laki yang terus tidur sampai waktu pagi sehingga dia tidak melaksanakan solat, Rasulallah SAW berkata “Perhatikanlah, setan telah berada pada kupingnya. Barang siapa yang belaku seperti itu maka tidak akan menyerap kepadanya kebaikan dan tidak membekas kepadanya nasehat.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Postingan

-