Akhlak Anak-Anak
Ahmad adalah seorang anak yang baik dan juga dicintai ayahnya. Selain itu, dia juga merupakan seorang anak yang suka bertanya tentang banyak hal yang belum dia pahami. Dikisahkan pada suatu hari ketika dia berjalan-jalan di kebun bersama ayahnya, dia melihat pohon bunga mawar yang indah, dan pohon bunga mawar tersebut ternyata tangkainya terlihat bengkok. Oleh karena itu, Ahmad bertanya kepada ayahnya, "Betapa indahnya pohon bunga mawar ini! Akan tetapi kenapa pohon bunga mawar ini bisa bengkok?"
Ayahnya menjawab "Ini terjadi karena tukang kebun tidak bersungguh-sungguh meluruskannya sejak masih kecil, sehingga bunga mawar ini menjadi bengkok.”
Ahmad berkata "Alangkah baiknya apabila kita luruskan pohon bunga mawar ini sekarang juga". Mendengar perkataan itu ayahnya malah tertawa, lalu dia berkata “Wahai anakku, tidaklah mudah untuk meluruskannya, karena pohon bunga mawar ini sudah besar, bahkan tangkainya sudah menjadi keras”.
Oleh karena itu, hikmah kisah ini yaitu apabila anak yang tidak berakhlak baik sejak kecil maka akan sulit diperbaiki ketika besarnya. Kecuali dengan izin Allah SWT.
***
Muhammad adalah seorang anak yang jujur dan takut kepada Allah SWT. Dia selalu mengerjakan perintah-Nya dengan baik. Dikisahkan pada suatu hari, ketita dia bersama saudara perempuannya yang bernama Su’ad, mereka ditinggalkan oleh ayahnya di dalam rumah. Kemudian saudara perempuannya berkata kepada Muhammad “Wahai saudaraku. Ayah kita sekarang sedang keluar dari rumah, dan sekarang dia tidak melihat kita, untuk itu marilah kita makan makanan lezat yang ada pada lemari makanan.”
Muhammad menjawab “Wahai saudariku, pada hakikatnya ayah kita tidak melihat kita, akan tetapi apakah kamu tidak sadar bahwa sesungguhnya Allah SWT tetap melihat kita? Takutlah kamu melakukan perbuatan buruk itu! jika kamu mengambil sesuatu tanpa izin ayah, maka Allah SWT akan membencimu dan menyiksamu kelak.”
Kemudian saudara perempuannya menjadi takut dan merasa malu dengan niat buruknya. Dia berkata “Wahai saudaraku, perkataanmu benar! dan aku sangat berterimakasih atas nasihat yang baik ini.”
***
Hasan anak yang taat. Setiap hari shalat fardu pada waktunya, datang ke sekolah, membaca Al-Qur`an, dan melihat-lihat pelajaran dirumah. Karena kebiasaannya itu dia dicintai oleh ayahnya dan ibunya, juga oleh guru-gurunya. Apabila dia akan tidur dia selalu mengingat Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya karena sepanjang harinya telah dijaga dari musibah dan bahaya. Do'a yang dia baca sebelum tidur yaitu:
بِاسْمِكَ اَللّهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ
Dengan menyebut nama Allah, aku hidup dan mati.
Kemudian ketika bangun dari tidur dia membaca do'a:
اَلْحَمْدُ لِله الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Segala puji milik Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nyalah kembali.
Kebiasaan lainnya, ketika dia akan makan dia selalu membaca basmallah, setelah makan dia selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat makanan, dia tahu dan sadar bahwa Allah SWT yang telah menjadikan makanan untuk dirinya. Do’a setelah makan yang dia baca yaitu:
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِىْ أَطْعَمَنِيْ هذَا الطَّعَامَ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ
Segala puji milik Allah yang telah memberiku makanan ini dengan tanpa adanya daya upaya dan kekuatan dariku.
Betapa bahagianya Hasan, karena kebiasaan baiknya itu Allah SWT meridhoinya dan akan memasukannya ke dalam surga.
****
Abdullah, anak teladan karena berakhlak baik, serta berdisiplin ketika berada dirumahnya. Kebiasaan yang dicontohkan ketika dirumahnya yaitu, mandi pada pagi dan sore hari, menyimpan baju dan buku-bukunya secara rapih pada tempat khusus, tidak membuang kotoran dahak pada baju atau dinding, akan tetapi membuangnya pada sapu tangan, tidak meludah di dalam ruangan, tidak mengotori pintu, tidak mencoret-coret dinding, tidak memanjat pohon, dan tidak bermain dengan melempar batu karena dapat memecahkan kaca atau menyakiti orang lain.
Selain itu, pada pagi dan sore hari dia selalu bersalaman dengan orang tuanya dan saudaranya, tidak masuk rumah orang lain tanpa izin, tidak bergaul atau menggangu para pembantunya, dan tidak mengabarkan atau memamerkan apa yang ada dirumahnya. kebiasaan lainnya yaitu tidur cepat supaya bisa bangun cepat, menjaga solat, melihat-lihat pelajaran, tidak bermain kecuali pada waktunya, dan mendengar nasehat dari ayah dan ibunya. Karena kebiasaannya tersebut, dia mendapat ridho dari orang tua dan keluarganya, sehingga dia dan keluarganya bisa hidup sejahtera dan bahagia.
Adab Kepada Orang Tua
Solih adalah anak yang suka berbuat baik kepada ibunya. Dikisahkan pada suatu hari ibunya sakit dan dia sangat merasa sedih. Kemudian dia meminta izin kepada gurunya untuk menemani dan melayani ibunya karena dirumahnya tidak ada pembantu. Sesekali dia pergi ke apotik untuk membeli obat ibunya, sesekali juga dia ke pasar untuk membeli makanan dan buah-buahan untuk ibunya. Selama ibunya sakit dia selalu melayani ibunya. Dia mengasongkan makanan dan obat kepada ibunya, serta menyiapkan segala kebutuhannya. Sesekali juga dia menghibur ibunya dengan pembicaraan yang baik.
Setelah beberapa hari ibunya pun sembuh, dan Solih pun merasa sangat bahagia. Setelah itu dia selalu berdo’a kepada Allah SWT supaya ibunya selalu dilindungi dan selalu disehatkan.
****
Dikisahkan seorang laki-laki mempunyai seorang anak yang memiliki sifat keras kepala. Sudah beberapa kali dia melarang anaknya supaya tidak suka menyakiti hewan dan menaiki pepohonan, namun anak tersebut selalu tidak mendengar perkatan ayahnya.
Pada suatu hari dia memukul seekor kucing sehingga membuat kucing tersebut marah dan menggigit kakinya. Karena ulahnya tersebut, maka dia menjadi terluka dan sangat kesakitan, sehingga dia tidak bisa tidur dan makan karena sangat merasakan kesakitannya.
Kemudian ayahnya memanggil dokter dan membelikannya obat, dia harus mengorbankan uang banyak untuk anaknya. Meskipun begitu ayahnya tidak memperdulikan pengorbanannya, karena dia mencintai anaknya dan ingin cepat menyembuhkannya.
Setelah itu anaknya sembuh dan dia bertaubat dari perbuatan buruknya. Dia berjanji kepada ayahnya akan selalu melaksanakan nasehat ayahnya dan tidak akan membantahnya sehingga dia bisa selamat dari keburukan dan bisa hidup dengan bahagia.
***
Ali dan Ahmad, dua orang bersaudara yang saling mencintai. Ketika pergi sekolah dan pulang sekolah mereka selalu bersama. Selain itu mereka terbiasa saling membantu dalam melaksanakan kewajibannya. Mereka suka melihat-lihat pelajaran dirumah dan disekolahnya. Begitu pula pada waktu bermain, meraka selalu bersama.
Dikisahkan pada suatu hari Ali membeli dua buah kitab Akhlak lil-banîn. Kemudian dia bertanya kepada ayahnya “Wahai ayah, maaf aku ingin bertanya, dimanakah saudaraku Ahmad? Aku ingin menghadiahkan satu buku dari dua buku ini kepadanya.”
Mendengar perkatan itu, ayahnya merasa senang sekali, dia langsung memberitahukannya bahwa saudaranya sedang berada diruang beajar. Setelah itu Ali pergi dengan cepat ke ruang belajar, dia menemukan Ahmad sedang mengulang pelajarannya. Kemudian Ali mengucapkan salam dan memberikan hadiahnya kepada Ahmad sambil tersenyum juga gembira. Ahmad langsung menerimanya dan berterima kasih kepada Ali.
Karena Ahmad juga ingin memberikan hadiah kepada Ali, maka Ahmad memberikan wadah pensil yang kecil kepada Ali, dia berkata “Wahai saudaraku yang mulia, ini hadiahku untukmu.”
Ali merasa senang dengan hadiah dari Ahmad dan berterima kasih kepadanya. Ketika kisah tersebut terdengar oleh gurunya. gurunya itu merasa senang sekali dan memujinya didepan para murid. Kemudian dia berkata kepada para murid ”Wahai anak-anak, lihatlah perbuatan Ali dan Ahmad, betapa bahagianya mereka. Maka Jadilah kalian seperti mereka supaya kalian bisa hidup senang dan bahagia.”
***
Mustofa adalah anak orang kaya dan rendah hati. Dia selalu sopan dan tidak sombong kepada orang lain. Dia juga suka membantu orang lain, terutama kepada kerabatnya. Pada suatu hari dia melihat kerabatnya yaitu Yahya yang merupakan anak dari pamannya memakai pakaian yang sobek. Oleh karena itu hatinya menjadi tersentuh, dia langsung pergi kerumahnya untuk membawa baju yang baru. Seteleh itu dia menyerahkan bajunya tersebut kepada kerabatnya, dia berkata “Wahai kerabatku, ambillah hadiah ini untukmu.”
Kemudian kerabatnya menerimanya sambil mengeluarkan air mata karena merasa senang dan gerbira. Dia juga sangat berterima kasih sekali kepada Mustofa atas kebaikannya.
Ketika ayah Mustofa mengetahui kejadian tersebut, dia sangat merasa senang karena Mustofa telah membantu kerabatnya, kemudian ayahnya memuji ahlaknya.
Adab Kepada Pembantu dan Tetangga
Dikisahkan seorang anak dari golongan orang kaya mempunyai akhlak yang buruk. Yaitu sombong dan suka menyakiti orang lain, terutama kepada pembantunya. Beberapa kali dia dinasehati oleh ayahnya, namun dia tetap tidak mendengarkannya.
Pada suatu hari ayahnya berkata “Wahai anakku dengarkanlah nasehatku, sebagaimana perasaanmu yang tidak suka disakiti orang lain, maka janganlah kamu suka menyakiti orang lain. Karena menyakiti orang lain itu adalah perbuatan yang buruk sekali, dan bisa menunjukan terhadap buruknya pendidikan. Oleh karena itu, kamu harus takut sekali dengan perbuatan ini, yaitu ahlakmu yang suka menghina para pembantu dan sombong kepada mereka, mereka juga adalah manusia yang mempunyai perasaan seperti kita.”
Dengan nasehat tersebut, anak tersebut baru terpengaruh dan langsung bertaubat dari ahlaknya yang buruk. Diapun berubah menjadi anak yang berahlak baik dan menyayangi para pembantu, dia tidak menyakiti mereka lagi.
Hamid adalah anak yang mempunyai hati yang baik. Sifat-sifatnya yaitu tidak suka menyakiti anak-anak tetangganya, tidak suka bermusuhan dengannya, tidak suka saling memarahi, dan tidak memutuskan silaturrahmi kepadanya. Karena sifatnya itu dia dicintai oleh keluarganya dan para tetangganya.
Dia bersama anak-anak tetangganya belajar di satu sekolah yang sama. Setiap hari mereka pergi bersama dan pulang bersama dari sekolah. Begitu pula ketika bermain, mereka selalu bersama. Dia juga suka menolong anak-anak tetangganya yang membutuhkan. Apabila dia tidak melihat salah satu dari mereka, dia suka menanyakannya. Apabila salah satu dari mereka sakit, dia juga suka menjenguk kerumahnya.
Begitulah kehidupan Hamid dan anak-anak tetangganya. Mereka merasakan ketenangan, kebahagiaan, dan kebersamaan, karena mereka memiliki adab yang baik dan hati yang baik.
***