Mengingat Allah
Dikisahkan
dalam suatu majlis ilmu terdapat satu orang murid yang sangat dicintai oleh
beberapa gurunya. Oleh karena itu maka para murid yang lain menjadi penasaran
dan saling bertanya tentang hal tersebut.
Untuk
menjelaskan hal tersebut maka salah seorang gurunya memberikan pengertian
kepada mereka, guru tersebut memberi pengertiannya dengan cara yang unik,
yaitu guru tersebut memberikan tugas kepada setiap muridnya untuk menyembelih
seekor ayam ditempat yang tidak bisa dilihat oleh siapapun.
Kemudian
para murid pun berpencar mencari tempat bersembunyi untuk melaksanakan tugas
dari gurunya tersebut. setelah itu mereka kembali dengan membawa ayamnya
masing-masing dalam keadaan sudah disembelih. Namun diantara mereka terdapat
satu orang murid yang membawa ayamnya dalam keadaan belum disembelih. Murid
tersebut adalah murid yang sangat dicintai oleh gurunya.
Oleh
karena itu maka gurunya bertanya kepada murid tersebut "Wahai muridku,
kenapa kamu tidak melaksanakan tugasmu?" Dia menjawab "Wahai guruku,
aku tidak melaksanakan tugas darimu karena aku tidak bisa menemukan tempat
sembunyi yang tidak bisa dilihat oleh siapapun, dimanapun aku bersembunyi,
Allah SWT tetap melihat kepadaku". Setelah itu kemudian gurunya berkata
kepada para murid "Lihatlah murid ini, betapa takutnya dia kepada Allah
SWT, dan betapa tidak lupanya dia kepada Allah SWT disetiap tempat. Oleh karena
itu cintaku kepada murid ini lebih besar daripada cintaku kepada kalian. Tidak
diragukan lagi apabila dia telah besar dia akan menjadi salah satu orang yang
soleh dan taat kepada tuhannya dalam setiap keadaan.
Akhlak Nabi Muhammad SAW
Dikisahkan
pada suatu hari Rasulallah SAW membeli sesuatu. Dia membawa barang yang
dibelinya tersebut kerumahnya dengan tangannya sendiri. Kemudian sahabatnya
berkata “Berikanlah barang tersebut kepadaku, aku akan membawakannya untukmu.
Karena
tidak ingin merepotkan sahabatnya, Rasulallah SAW menjawab “Pemilik barang
lebih berhak untuk membawanya.”
Dikisahkan
pada suatu hari ketika Rasullah SAW sedang solat, datanglah cucunya yang masih
kecil yaitu Sayyidina Hasan RA. Ketika beliau sedang sujud, cucunya tersebut malah
menaiki punggungnya. Karena Rasullah SAW
menyayangi cucunya, maka beliau melamakan sujudnya sampai cucunya tersebut
turun dari punggungnya.
***
Dikisahkan
bahwa Annas bin Malik mempunyai saudari laki-laki masih kecil yang biasa
dipanggil dengan sebutan Abu Umair. Dia mempunyai teman bermain seekor burung
nughair, yaitu seekor burung yang paruhnya berwarna merah.
Pada
suatu hari burung tersebut mati dan membuatnya bersedih, dan pada saat itu
datanglah nabi SAW. kerena beliau meliha
Abu Umair sedang bersedih maka beliau bertanya “Apa yang terjadi pada Abu
Umair?” kemudian dikatakanlah kepada beliau bahwa burung nugha irnya telah mati. Setelah mengetahui
alasannya maka beliau pun menghibur Abu Umar dengan menanyakan keadaan burung
nughairnya tersebut, beliau bertanya “Wahai Abu Umair, ada apa dengan si
nughair?”
Adab Kepada Orang Tua
Dikisahkan
bahwa ketika Rasulallah SAW sedang duduk, datanglah Sayyidah Halimatussa’diyyah
RA. Yaitu ibu susunya (perempuan yang pernah menyusuinya ketika kecil).
Kemudian Rasulallah SAW mengagungkannya dengan menggelarkan sorbannya dan
meladeni kebutuhannya. Selain itu, beliau juga mengagungkan pamannya yang
bernama Abbas. Beliau mengagungkan mereka berdua sebagai mana beliau
mengagungkan ayah dan ibunya.
Pada
suatu hari datanglah seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah SAW “ Wahai
Rasulallah SAW, siapakah orang yang paling berhak untuk aku berbakti
kepadanya?” Rasulallah SAW menjawab
“Ibumu” Dia bertanya lagi “Kemudian siapa?”
Rasulallah
SAW menjawab “Ibumu”
Dia
bertanya lagi “Kemudian siapa?”
Rasulallah
SAW menjawab “Ibumu”
Dia
bertanya lagi “Kemudian siapa?”
Rasulallah
SAW menjawab “Ayahmu”
***
Pada
suatu hari seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah SAW “Wahai Rasulallah
SAW, apakah aku bisa berbuat baik kepada orang tuaku yang sudah meninggal?”
Rasulallah
SAW menjawab “Bisa, yaitu dengan mensolatkannya, meminta ampunan untuknya,
membayarkan janjinya, memuliakan teman-temannya, dan melaksanakan silaturrahmi
kepada orang-orang yang tidak bisa bersilaturrahmi kepadanya.”
***
Pada
suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulallah SAW untuk meminta
bai’at kepadanya supaya dia bisa pergi ikut berhijrah. Kemudian dia berkata
“Aku telah mendatangimu, akan tetapi aku telah mebuat orang tuaku menangis.”
Rasulallah
SAW menjawab “Kembalilah kamu kepadanya dan buatlah mereka bahagia sebagai mana
kamu telah membutnya menangis”
***
Nabi
Ismail AS adalah putra dari nabi Ibrahim AS. ketika nabi Ismail AS berumur
tiga belas tahun, nabi Ibrahim AS mendapat perintah dari Allah SWT untuk
menyembelih Nabi Ismail AS. Oleh karena itu maka nabi Ibrahim AS berkata kepada
nabi Ismail AS "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi akan
menyembelihmu, untuk itu bagaimana pendapatmu?"
Mengetahui
bahwa itu adalah perintah dari Allah SWT maka nabi Ismail AS menjawab
"Wahai ayahku, laksanakanlah perintah tersebut, insya Allah aku akan
menjadi orang yang sabar.”
Setelah
itu nabi Ibrahim AS pun bermaksud untuk melaksanakan perintah
tuhannya. Pada saat- saat yang menakutkan sebelum proses
penyembelihan terjadi, nabi Ismail AS teringat kepada ibunya, dia berkata
kepada ayahnya ”Wahai ayah, Kencangkanlah ikatanku supaya aku tidak
bisa berontak, dan bukalah bajuku supaya tidak ada darah yang mengenai
bajuku, karena jika ibuku melihatnya maka dia akan sangat bersedih. Kemudian
tolong sampaikanlah salamku ketika ayah kembali dan memberikan bajuku
kepadanya, karena itu akan menghibur hatinya.
Lalu
ketika nabi Ibrahim AS membaringkan nabi ismail AS dan menyimpan pisau
kebagian lehernya putranya, dengan izin Allah SWT pisau tersebut tidak
memberikan bekas pada lehernya putranya. Pada saat
tersebut Allah SWT menebusnya dengan domba dari surge. kemudian
nabi Ibrohim AS menyembelih domba tersebut dan tidak jadi menyembelih
putranya.
***
Sayyidina
Ali zainal abidin RA adalah orang yang banyak berbuat baik kepada ibunya. Sampai-sampai
pada suatu saat sebagian para sahabatnya pernah berkata kepadanya “Kamu
adalah manusia yang paling berbuat baik kepada ibumu. Namun kenapa kami tidak
pernah melihatmu makan bersamanya?”
Dia
menjawab ”Betul, saya tidak pernah makan bersamanya karena saya merasa takut
apabila ketika makan, tanganku akan mengambil makanan yang telah dilihat dan
diinginkan oleh ibuku, sehingga itu bisa menjadi perbuatan burukku
kepadanya.”
***
Pada
suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulallah SAW. Dia
berkata ”Wahai Rasulallah, disuatu tempat ada seorang pemuda yang sedang
menghadapi sakaratul maut. Namun ketika dikatakan kepadanya untuk
mengucapkan Lâilâha illallah dia tidak mampu untuk
mengucapkannya.”
Kemudian
Rasulallah SAW bertanya “Apakah dia tidak pernah mengucapkannya selama dia
hidup?”
Orang-orang
menjawab “Pernah wahai Rasulallah.”
Rasulallah
SAW bertanya lagi ”Lantas, apa yang mencegahnya untuk mati?”
Setelah
itu Rasulallah SAW dan para sahabat pergi untuk menemui pemuda itu.
Sesampainya disana Rasulallah SAW berkata ”Wahai pemuda ucapkanlah olehmu Lâilâha
illallah !”
Pemuda
itu menjawab “Aku tidak mampu wahai Rasulalloh”
Rasulallah
SAW bertanya “kenapa?”
Dia
menjawab “Karena aku telah menyakiti ibuku”
Rasulallah
SAW bertanya lagi “Apakah ibumu masih hidup?”
Dia
menjawab “Ya. Dia masih hidup”
Kemudian
Rasulallah SAW berkata kepada yang hadir “Panggillah dia!”
Setelah
ibunya hadir, Rasulallah SAW bertanya kepada ibunya “Bagaimana pendapatmu jika
aku menyalakan sebuah api? jika kamu tidak menolongnya, aku akan
melemparnya kedalam api itu.
Ibunya
menjawab “Aku akan menolongnya”
Rasulallah
SAW berkata “kalau begitu bersaksilah kepada Allah dan kepadaku bahwa kamu
telah meridhainya”
Kemudian
ibunya berkata “Ya Allah, sesungguhnya aku bersaksi kepada-Mu dan kepada
Rasul-Mu bahwa aku telah meridhai anakku”
Setelah
itu Rasulallah SAW berkata kepada pemuda itu “Wahai pemuda. Ucapkanlah Lâilâha
illallah !”
Pemuda
itu berkata “Lâilâha illallah ”
Selanjutnya
Rasulallah SAW berkata“ Segala puji hanya milik Allah yang telah menyelamatkan
pemuda ini dari neraka dengan sebab dariku”.
***
Dikisahkan
ada seorang pemuda yang beragama yahudi suka membantu kepada Nabi SAW. Pada
suatu saat dia terserang suatu penyakit yamg cukup parah. Oleh karena itu
Nabi SAW pun menjenguknya. Ketika menemuinya, Nabi SAW duduk disebelah
kepalanya dan berkata kepadanya “Masuklah agama Islam!”
Kemudian
dia langsung memandang kepada ayahnya yang sedang berada didekatnya. Menanggapi
pandangan anaknya tersebut, maka ayahnya yang juga beragama yahudi berkata ”Menurutlah
kamu kepada Abu qasim (nabi SAW)”
Setelah
itu diapun masuk islam dan langsung meninggal dunia. Kemudian Nabi SAW keluar
dan berkata “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api
neraka”
Dari
kisah tersebut bisa diambil pelajaran bahwa dengan berbuat baik kepada
orang tua maka Allah akan memberikan Taupik-Nya sehingga bisa mati dalam
keadaan khusnul khotimah dan menjadi ahli surga.
***
Haiwah
bin Syuaraih merupakan anak baik dan tidak pernah membantah terhadap perkataan
ibunnya. Setelah dia besar dia menjadi seorang ulama besar yang mempunyai
banyak murid. Dikisahkan pada suatu saat ketika dia sedang mengajar para muridnya,
ibunya datang dan berkata kepadanya ”Wahai Haiwah, berdirilah! Ambilkanlah aku
pakan untuk ayam!”
Medengar
perkataan ibunya, dia tidak keberatan dan tidak menunda-nunda. Dia
langsung meninggalkan pelajarannya dan memenuhi perintah ibunya.
***
Dar
bin Umar Al-Hamdani adalah orang yang memiliki ahlak baik terhadap ayahnya.
Terbukti apabila dia berjalan dengan ayahnya pada waktu malam, dia selalu
berada didepannya. Hal ini dia lakukan supaya dia bisa menemukan bahaya lebih
awal, sehingga ayahnya bisa selamat dari bahaya tersebut. Akan tetapi apabila
mereka menaiki suatu tangga, dia tidak pernah memposisikan ayahnya untuk berada
dibawahnya.
***
Dikisahkan
seorang ayah memiliki beberapa orang anak. Ketika ayahnya tersebut akan
meninggal dia memanggil seluruh anaknya untuk berkumpul. Setelah anak-anaknya
berkumpul dia memberikan seikat kumpulan tongkat kepada anak-anaknya dan
menyuruh mereka untuk mematahkannya. Kemudian anak-anaknyapun mencoba untuk
mematahkannya dengan sekuat tenaga. Namun mereka tidak mampu mematahkannya.
Karena susah untuk mematahkannya maka mereka membuka ikatannya dan membagikan
tongkatnya kepada setiap anak, dengan begitu mereka bisa mudah untuk
mematahkannya.
Setelah
kejadian tersebut ayahnya berkata “kalian bagaikan tongkat tersebut. Apabila
kalian bersatu maka musuh kalian tidak akan mampu untuk mengalahkan kalian.
Namun apabila kalian berpecah belah maka musuh kalian akan mudah untuk
mengalahkan kalian”
Adab
Kepada Keluarga
Pada
suatu hari seorang laki-laki datang dan bertanya kepada Nabi SAW “Aku telah
berbuat dosa yang besar! Apakah aku bisa bertaubat?”
Nabi
SAW bertanya “Apakah dosamu kepada ibu?”
laki-laki
tesebut menjawab “Bukan”
Nabi
SAW bertanya lagi “Apakah dosamu kepada bibi?”
laki-laki
tesebut menjawab “Benar”
Nabi
SAW berkata “Maka berbuat baiklah kepadanya”
***
Dalam
suatu hadis dikisahkan bahwa seorang laki-laki pernah berkata kepada Rasulallah
SAW “Wahai Rasulallah, sesungguhnya aku mempunyai beberapa kerabat, aku
bersilaturrahmi kepadanya akan tetapi mereka memutuskan silaturrahmi kepadaku,
aku berbuat baik kepadanya akan tetapi mereka berbuat buruk kepadaku, aku
berlaku bijak kepadanya akan tetapi mereka berbuat bodoh kepadaku.”
Rasulallah
SAW menjawab “Jika keadaannya seperti yang kamu katakan, maka mereka bagaikan
meminum abu yang panas, dan selama kamu dalam keadaan demikian maka Allah SWT
akan memberika pertolongan kepadamu.”
***
Abu
Tolhah Al-Anshari RA adalah seorang sahabat anshar yang palimg banyak mempunyai
harta dalam bentuk kurma di Madinah. Harta yang paling dicintainya yaitu kebun
kurma yang menghadap ke masjid. Rasulallah SAW pun pernah memasuki kebun
tersebut dan meminum minuman yang baik dari dalam kebun tersebut. Ketika
turun ayat yang berbunyi
لَنْ
تَنَالُوا الۡبِرَّ حَتّٰى تُنۡفِقُوۡا مِمَّا تُحِبُّوۡنَ ؕ وَمَا تُنۡفِقُوۡا
مِنۡ شَىۡءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيۡمٌ
Artinya: Kamu
tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang
kamu cintai.
Abu
Tolhah Al-Anshari RA datang kepada kepada Rasulallahu SAW, dia berkata ”Wahai
Rasulallah, sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan ayat kepadamu
لَنْ
تَنَالُوا الۡبِرَّ حَتّٰى تُنۡفِقُوۡا مِمَّا تُحِبُّوۡنَ ؕ وَمَا تُنۡفِقُوۡا
مِنۡ شَىۡءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيۡم
Artinya: Kamu
tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang
kamu cintai.
Sesungguhnya
harta yang paling aku cintai adalah kebun kurma yang menghadap ke masjid. Oleh
karena itu aku sedekahkan kebun tersebut karena Allah SWT. Aku berharap
ini menjadi kebaikan dan menjadi simpanan disisi Allah SWT. Wahai
Rasulallah, tolong salurkanlah sedekah ini sehingga Allah SWT memberi tahumu!”
Rasulallah
SAW berkata ”Hebat sekali! Itu adalah harta yang akan menguntungkan. Aku telah
mendengar apa yang kamu katakan. Aku beritahukan kepadamu, sedekahkankanlah
harta tersebut kepada kerabat-kerabatmu!”
Kemudian
Abu Tolhah Al-Anshari RA menjawab ”Akan aku laksanakan wahai Rasulallah”
Setelah itu Abu Tolhah al-Anshari RA pun membagikan harta tersebut
kepada kerabat-kerabatnya dan kepada anak-anak pamannya.
***
Pada
suatu hari, ketika Nabi SAW sedang duduk bersama dengan para sababatnya,
tiba-tiba beliau berkata “Janganlah ada orang yang memutuskan silaturrahim
duduk bersamaku”
Kemudian
seorang pemuda dari kaum Halqoh langsung berdiri dan pergi untuk mendatangi
bibinya, dia pergi untuk menyelsaikan suatu permasalahan. Ternyata dia dengan
bibinya tersebut sedang mempunyai masalah tentang suatu
perebutan. Setelah bertemu, maka bibinya pun memaafkannya. Lalu dia
kembali lagi ketetempat Nabi SAW dan para sahabantnya duduk.
Kemudian
Nabi SAW berkata ”Sesungguhnya rahmat Allah SWT tidak akan datang kepada pada
suatu kaum yang didalamnya terdapat orang yang memutuskan silaturrahmi.”
Adab
Kepada Pembantu
Seorang
laki-laki pernah bertanya kepada Rasulallah SAW “Berapa kali saya harus memberi
maaf kepada seorang pembantu wahai Rasulallah?”
Rasulallah
SAW menjawab “Kamu harus memberi maaf kepada seorang pembantu sebanyak tujuh
puluh kali dalam setiap hari”
***
Dikisahkan
dari Annas RA bahwa dia pernah melayani Nabi SAW selama sepuluh tahun. Dia
berkata: Aku telah melayani Nabi SAW selama sepuluh tahun, beliau tidak pernah
berkata “huss!” kepadaku, beliau juga tidak pernah bertanya “kenapa kamu
melakukan sesuatu?” terhadap sesuatu yang telah aku lakukan, beliau juga tidak
pernah bertanya “kenapa kamu tidak meninggalkan sesuatu” terhadap sesuatu yang
aku tinggalkan, dan istri-istrinya pun tidak pernah memarahiku. Beliau hanya
berkata “tinggalkan olehmu sesuatu, karena sesungguhnya kejadian itu tetap
dengan ketentuan dan qodar”
Diriwayatkan
pada suatu waktu, ketita Imam Ali karomallohu wajhah memanggil abidnya,
abidnya tersebut tidak menjawabnya. Diapun memangginya lagi hingga tiga kali
panggilan, namun abidnya tersebut tetap tidak menjawabnya.
Kemudian
Imam Ali karomallohu wajhah berdiri untuk menghampirinya, ternyata
abidnya tersebut sedang tiduran. Lalu Imam Ali karomallohu wajhah
bertanya ”Apakah kamu tidak mendengar?”
Abidnya
menjawab “Tentu”.
Imam
Ali karomallohu wajhah bertanya lagi ”Kenapa kamu tidak menjawabku saat
aku memanggilmu?”
Abidnya
menjawab ”Karena sesungguhnya aku merasa aman dari siksaan anda. oleh karena
itu aku bermalas-malasan” Setelah itu Imam Ali karomallohu wajhah
berkata ”Pergilah kamu! kamu telah merdeka karena dzat Allah SWT”
***
Diriwayatkan
pada suatu hari Qais bin ‘Ashim duduk dirumahnya. Tiba-tiba abid perempuannya
datang membawa sebuah panggangan yang berisi sate. Namun panggangan
tersebut jatuh dan menimpa kepada putranya. Lalu abid perempuan tersebut
pun merasa kaget. Kemudian Qais bin ‘Ashim berkata ”Janganlah kamu merasa
kaget” Lalu dia memaafkannya dan memerdekakannya karena Allah SWT.
Adab
Kepada Tetangga
Imam
Mujahid bercerita, bahwa pada suatu waktu dia sedang bersama dengan Ibnu Umar.
Kemudian pada saat abidnya Ibnu Umar sedang menyisit domba, Ibnu Umar
berkata kepada abidnya ”Jika kamu sudah menyisitnya maka dahulukanlah
untuk memberi kepada tetangga kita yang beragama yahudi.” Ibnu Umar
mengatakakannya secara berkali-kali. Karena itu Imam Mujahid bertanya ”Berapa
kali kamu mengatakan itu?”
Ibnu
Umar menjawab ”Sesungguhnya Rasulallah SAW tidak henti-hentinya
mewasiatkan kepadaku untuk bertetangga. Sehingga aku merasa takut bahwa
Rasulallah SAW akan menjadikannya ahli waris.”
***
Pada
suatu waktu dikisahkan ada beberapa orang berkata bahwa dirumahnya terdapat
banyak tikus. Kemudian dikatakanlah kepada mereka ”Kenapa kalian tidak
memelihara kucing?”
Mereka
menjawab ”Aku takut tikus-tikus itu akan ketakutan mendengar suara kucing sehingga
tikus-tikus itu kabur kerumah para tetangga. Sedangkan aku lebih mencintai para
tetangga dari pada diriku sendiri.”
***
Dikisahkan
Imam Abu Hanifah pernah mempunyai tetangga yang hasud. Tetangganya
tersebut suka menyakiti dan pelit kepada Imam Abu Hanifah. Apabila Imam Abu
Hanifah melewat dan memberi salam kepadanya, dia selalu tidak menjawabnya.
Walaupun begitu Imam Abu Hanifah selalu bersabar. Sehingga sebagian orang
malah menyalahkan Imam Abu Hanifah kerena dia selalu menahan diri dan
selalu bersabar. Oleh karena itu maka Imam Abu Hanifah berkata ”Sesungguhnya
bagi tetangga itu ada hak”
***
Adab
Kepada Guru
Imam
Syafi'i adalah orang yang sangat beradab ketika berada didepan gurunya yaitu
Imam Maliki. Sehingga Imam Syafi'i pernah berkata "Aku pernah menyodorkan
lembaran kertas didepan Imam Maliki. Karena aku menghormatinya, aku
sodorkan kertas tersebut dengan lembut supaya beliau tidak mendengar tibanya
kertas tersebut."
***
Rubai'
bin Sulaiman adalah orang yang sangat mengagungkan sekali kepada gurunya yaitu
Imam Syafi'i. Dia pernah berkata "Demi Allah. Aku tidak pernah minum saat
Imam Syafi'i sedang melihatku. Hal ini aku lakukan karena aku merasa malu dan
hormat kepadanya"
Karena
keta’dimannya tersebut Imam Syafi'i pun sangat mencintai sekali kepada Rubai'
bin Sulaiman. Sehingga Imam Syafi'i pernah berkata "Wahai Rubai', jika aku
mampuh untuk memberikan kamu ilmu, tentu aku akan memberikannya kepadamu"
***
Dikisahkan
bahwa Khalifah Harun Ar-Rasyid mempunyai anak yang bernama Amin dan Ma'mun. Dia
menitipkan kedua anaknya tersebut kepada seorang guru yang sangat alim, yaitu
Imam Al-Kisâ`î. pada suatu hari ketika Imam Al-Kisâ`î sedang bersama dengan
Amin dan Ma'mun, Imam Al-Kisâ`î berdiri dan hendak keluar dari suatu tempat.
Oleh karena itu Amin dan Ma'mun pun bergegas dan saling berlomba untuk menyodorkan
sandal Imam Al-Kisâ`î untuk dipakainya. karena sandal tersebut terdiri dari
bagian kanan dan bagian kiri maka merekapun bersepakat supaya setiap orang dari
mereka menyodorkan satu bagian sandal untuk dipakai oleh gurunya.
Ketika
Khalifah Harun Ar-Rasyid mendengar kejadian tersebut, dia mengundang Imam
Al-Kisâ`î, dia berkata kepadanya "Siapakah orang yang paling mulia?"
Imam
Al-Kisâ`î menjawab "Amirul mu'minin (pemimpinnya orang
mu'min)"
Khalifah
Harun Ar-Rasyid berkata "Bukan, orang yang paling mulia adalah orang yang
mana kedua anak Amirul mu'minin berlomba-lomba untuk menyodorkan sandal
kepadanya." Mendengar perkataan tersebut, Imam Al-Kisâ`î menyangka bahwa
dirinya telah berbuat salah, maka dia bermaksud untuk mencegah Amin dan
Ma'mun supaya tidak melakukan perbuatannya lagi.
Setelah
itu Khalifah Harun Ar-Rasyid berkata "Jika kamu melarang mereka, maka aku
akan menegurmu dengan teguran yang keras. Karena
sesungguhnya mereka tidak melakukan sesuatu yang menurunkan derajat
atau gengsinya. Akan tetapi itu membuat mereka bertambah mulia. Oleh
karena itu aku beri penghargaan kepada mereka sebanyak dua puluh ribu dirham,
dan untukmu sebanyak sepuluh ribu dirham karena kamu telah memberikan didikan
yang baik kepada mereka.”
***
Dihikayatkan
bahwa Khalifah Harun Ar-Rasyid mempunyai salah satu anak yang diutus untuk
mempelajari ilmu dan adab kepada Imam Asma'î. kemudian pada suatu hari Khalifah
Harun Ar-Rasyid melihat Imam Asma'î sedang berwudhu dan mencuci bagian kakinya.
ketika itu anaknya Khalifah Harun Ar-Rasyid sedang mengucurkan air ke kakinya
Imam Asma'î.
Melihat
kejadian tersebut Khalifah Harun Ar-Rasyid menegur Imam Asma'î dengan berkata
"Sesungguhnya aku mengutus anakku kepadamu supaya kamu bisa mendidiknya,
lantas kenapa kamu tidak menyuruh anakku untuk mengucurkan air dengan salah
satu bagian tangannya, dan mencuci kakimu dengan bagian tangan yang satunya
lagi?”